Terima Kasih Anda Telah Mengunjungi Blog Ini

Blog ini bukan untuk tujuan komersial, bila ada gadget tambahan yang bersifat komersial itu bukan kehendak pemilik blog !

Sabtu, 27 Februari 2010

Pro dan Kontra Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Oleh Budi Wibowo

Latar Belakang Diadakan Peringatan Maulid

Manusia adalah makhluk yang bertanya. Tidak lepas dari kodrat tersebut , seorang Sultan (setingkat Gubernur) yang bernama Sholahuddin Al Ayubi pada masa Dinasti Bani Ayub memerintah (1174-1193 M), berkedudukan di Kairo, dengan daerah kekuasaan mebentang dari Mesir , Syuriah hingga semenanjung Jazirah Arab, mengusulkan kepada khlifah yang berkedudukan di Bagdad yakni An-Nashir, agar setiap tanggal 12 Rabiul Awal dilaksanakan peringatan kelahiran (Maulid) Nabi Muhammad SAW. Kolifah menyetujuinya, maka mulai tahun 580 H (1184M) setiap tanggal 12 Rabiul Awal dirayakan peringatan Maulid Nabi SAW. (NU-On Line)





Sultan berpikir bahwa mungkin kekalahan umat Islam dalam perang salib karena semangat juang para pejuang Islam mengendur, karena mereka telah hidup jauh dari masa kehidupan Rasulullah SAW, menurutnya perlu diadakan penyegaran untuk menggertak semangat juang kaum muslimin kembali. Akhirnya ide tersebut membuahkan hasil, Palestina yang semula diduduki oleh kaum Nasrani berhasil direbut kembali (1187 M). Masjidil Aqso yang dulu dibangun orang Islam dapat dikuasai kembali, yang mana pada saat dikuasai oleh orang Nasrani sempat dijadikan gereja. Ewo semono (Meskipun demikian) masih banyak sesama kaum muslim yang masih menentang terhadap kebijaksanaan Sultan tersebut. Pro kontra perayaan Maulid Nabi masih terjadi hingga sekarang.


Mereka yang menentang perayaan Maulid berpendapat bahwa


1. Perayaan itu seperti budaya kaum Nasrani, sepertihalnya peringatan hari Natal, dengan dalih bahwa Rasul pernah bersabda,


Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum itu.“ (HR Abu Daud)


Sesungguhnya kalian akan mengikuti jalan-jalan orang sebelum kalian, sedikit demi sampai seandainya mereka masuk ke lubang biawak kalian juga akan mengikuti mereka..“ (HR Bukhori dan Muslim)


2. Selanjutnya mereka yang menentang juga mengatakan bahwa perayaan Maulid merupakan bid’ah, dan bid’ah itu dilarang agama, sebagaimana sabda Rasul SAW


عن عائشة رضي الله عنها قالت أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد.
رواه مسلم



“Dari ‘Aisyah RA, ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan yang tiada perintah kami atasnya, maka amal itu ditolak” (HR. Muslim).


Hadits lain yang sering dijadikan dalil atas sesatnya semua perbuatan yang tidak dikenal pada masa Rasulluah SAW adalah:

عن عبد الله ابن مسعود, أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ألا وإياكم ومحدثات الأمور فإن شر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة.
رواه ابن ماجه


“Dari ‘Abdullah bin Mas’ud. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Ingatlah, berhati-hatilah kalian, jangan sampai membuat hal-hal baru. Karena perkara yang paling jelek adalah membuat hal baru . dan setiap perbuatan yang baru itu adalah bid’ah. Dan semua bid’ah itu sesat.” (HR. Ibnu Majah.)


Selanjutnya bagi mereka yang melaksanakan Maulid , beralasan bahwa


1. Maulid adalah perbuatan baik dalam agama, sebagaimana sabda Rasul sbb;

مَنْ سَنَّ فِى اْلاِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ اَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ سَنَّ فِى اْلاِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِئَةً فَعَلَيْهِ وِزْرُهَاوَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِاَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءً


“Barangsiapa membuat buat hal baru yang baik dalam Islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat buat hal baru yang buruk dalam Islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yang mengikutinya dan tak dikurangkan sedikitpun dari dosanya” (HR Muslim)


2. Maulid merupakan bid’ah, tetapi bid’ah yang baik (bid’ah hasanah)




Pembahasan


Perbedaan mendasar dari dua golongan tersebut, adalah golongan pertama (yang menetang Maulid) mereka lebih menekankan dalil naqli secara tekstual (dogmatis), yakni memahami hadist seperti apa adanya yang tertulis. Sedangkan golongan ke dua yang permisif dengan perayaan Maulid mereka lebih menekankan makna kontekstual (anlistis) dari hadist, mereka lebih berpikir bagaimana memaknai sebuah teks dengan pertanyaan apakah ada makna lain di balik ungkapan sebuah teks.


1. Makna Kesempurnaan Islam


Mari kita perhatikan Firman Allah SWT Al-Maidah [5]:3;

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا


Pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmatKu dan Aku ridhai Islam (sebagai) agamamu.“ (Al Maidah [5]:3).


Dalam ayat tersebut Allah SWT berbicara mengenai kesempurnaan agama Islam. Artinya Islam adalah agama langit yang memiliki keakuratan hingga akhir zaman atau dengan kata lain Islam adalah agama yang dapat menembus dimensi ruang dan waktu. Bila demikian maka Islam adalah luwes atau enak bagi setiap pemeluknya dan lingkungan yang menyertainya, meskipun pemeluk itu berada dalam rentang yang jauh dengan masa hidup Rasul baik dalam ukuran tempat maupun waktu.


Adalah suatu kewajaran bila terjadi keberagaman dalam penalaran atau penafsiran ayat dan hadist yang bersifat dhoni (multi tafsir). Karena, di situlah ruang bagi umat Islam untuk berolah pikir dalam menghadapi tantangan perubahan zaman. Bagi saudara kita yang masih terkooptasi (terpaku pada pilihan) kehidupan Islam hingga abad ke III Hijriyah silahkan untuk tidak melakukakan perayaan Maulid. Pertanyaannya apakah dimensi ruang dan waktu pada masa tersebut masih relevan dengan kondisi sekarang?


Tidak menutup kemungkinan terjadi kegerahan (kegelisahaan) pada suatu masa, akibat adanya sebuah kekosongan. Adanya kekosongan inilah mungkin yang telah dirasakan oleh seorang Shalahuddin Al Ayubi. Ia merasakan semangat juang kaum muslim mulai meredup sehingga terjadi kekalahan dalam perang Salib. Dengan tetap berpegang pada tali Agama ia membaranikan diri untuk merubah paradigma lama dengan tujuan mengobarkan kembali api Islam, yakni dengan menyulut simpul-simpul agama. Akhirnya berkobarlah semangat juang kaum Muslimin, Palestina dengan Masjidil Aqsonya dapat direbut kembali. Inilah dampak positip perayaan Maulid Nabi setelah dibudayakan waktu itu oleh Shalahuddin Al Ayubi.




2. Tentang Bid’ah


Bid’ah merupakan sebuah kata benda dalam bahasa Arab berarti perkara baru (Munawir) selanjutnya kami menggunakan istilah pembaharuan, dalam hukum Islam ialah segala sesuatu yang diada-adakan oleh ulama’ yang tidak ada pada zaman Nabi SAW. Telah terjadi perbedaan (pro dan kontra) dalam menyikapi perayaan Maulid Nabi SAW. Mereka yang kontra perayaan Maulid menyatakan bahwa kegiatan tersebut adalah bid’ah dan semua bid’ah itu sesat, sedangkan mereka yang pro menyatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan bid’ah yang baik (hasanah).


Kalau kita pernah belajar ilmu statistik marilah kita buktikan dua pendapat tersebut dengan meletakan dua hipotesis. Taruhlah sebagai misal hipotesis pertama kita beri inisial H0 adalah pendapat yang kontra Maulid, dan hipotesis ke dua kita beri inisial H1 adalah pendapat yang pro Maulid. Dalam rumus Statistik dapat kita tulis sbb;


H0 = Semua Bid’ah itu sesat;
H1 = Tidak semua Bid’ah itu sesat;


Obyek yang kita amati adalah hadist Nabi yang menyatakan bahwa وكل بدعة ضلالة
yang artinya „dan semua bid’ah itu sesat.“


Sekali lagi saya katakan bahwa bid’ah itu kata benda, sebagai benda tentu mempunyai sifat, tidak mungkin ia tidak memiliki sifat, mungkin saja bid’ah itu bersifat baik atau mungkin bersifat jelek. Jika kita lakukan simulasi terjadi dua kemungkinan;


Pertama berbunyi:
كُلُّ بِدْعَةٍ حَسَنَةٍ ضَلاَ لَةٌ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّارِ
“Semua bid’ah yang baik itu sesat, dan semua yang sesat masuk neraka”.


Ke dua berbunyi :
كُلُّ بِدْعَةٍ سَيِئَةٍ ضَلاَ لَةٍ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّاِر
“Semua bid’ah yang jelek itu sesat, dan semua kesesatan itu masuk neraka”.


Dari hasil simulasi tersebut dapat kita lihat bahwa yang pertama; Apakah sesuatu yang baik dalam agama itu sesat ? Postulat demikian ini tidak mungkin. Selanjutnya mari kita lihat postulat yang ke dua ; Apakah sesuatu yang jelek menurut agama itu sesat. Jawabnya adalah “Ya“, maka simulasi ke dualah yang dapat kita terima.


Maka dari itu dapat kita simpulkan bahwa konteks pembicaraan yang disampaikan Rasulullah tersebut bermakna bahwa semua pembaharuan (bid’ah) yang jelek adalah sesat.


Inilah sebenarnya yang ditangkap oleh para ulama pro peringatan Maulid, mereka senafas dengan pendapat Imam Syafi’i r.a:

اَلْبِدْعَةُ ِبدْعَتَانِ : مَحْمُوْدَةٌ وَمَذْمُوْمَةٌ, فَمَاوَافَقَ السُّنَّةَ مَحْمُوْدَةٌ وَمَاخَالَفَهَا فَهُوَ مَذْمُوْمَةٌ


“Bid’ah ada dua, bid’ah terpuji dan bid’ah tercela, bid’ah yang sesuai dengan sunnah itulah yang terpuji dan bid’ah yang bertentangan dengan sunnah itulah yang tercela”.

Kembali dalam ungkapan menurut bahasa statistik, kita dapat menyimpulkan bahwa dalam kajian tersebut di peroleh jawaban bahwa kita menolak hipotesis pertama (tolak Ho) dan menerima hipotesis kedua (terima H1), dengan kata lain dikatakan bahwa tidak semua peringatan Maulid itu sesat.


Demikian apresiasi yang dapat saya ungkapkan, saya adalah pengikut sekte Ahlussunnah Wal Jamaah, menyambut gembira peryaan Maulid yang subtansinya adalah syiar Islam dan tidak setuju dengan perayaan yang menyimpang dari subtansi tersebut. Dan saya menghormati saudara seiman yang tidak melaksanakan peringatan Maulid karena alasan kehati-hatian atau takut terjerumus ke jurang bid’ah yang menyesatkan. Namun saya menhimbau kepada mereka yang mengarahkan telunjuk kepada saudaranya yang melaksanakan peringatan Maulid; “Tekuklah telunjuk kalian dan turunkan tangan kalian, hentikan ucapan kalian untuk mengucapkan kalimat bahwa“ semua bid’ah itu sesat.“
Ingatlah menjastise saudara seiman dengan ungkapan bid’ah atau kafir itu sangat menyakitkan dan ungkapan demikian dibenci oleh Allah, perhatikan Firman Allah SWT berikut:

أدعوا إلي سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم باللتي هي أحسن

“Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan berbantahlah dengan mereka dengan cara yang terbaik.”(QS An-Nahl:126)



Dan sabda Rasul SAW berikut:

مَنْ دَعَارَجُلاً بِالْكُفْرِ أَوْ قَالَ عَدُوَّ الله وَلَيْسَ كَذَلِكَ إِلاَّ حَارَ عَلَيْهِ
“Barangsiapa memanggil seseorang dengan kata:”Kafir”, atau dengan kata :”Musuh Allah”, padahal (yang dipanggil) tidak seperti itu, maka (panggilan itu) terpulang kepada dirinya sendiri.”(HR Bukhari dan Muslim)


Semoga uraian singkat ini bermanfaat bagi diri saya dan pembaca sekalian. Amiin.
وصلّ الله على سيّدنامحمّدٍ وعلى آله و صحبه وسلّم

»»  LANJUT...

Kamis, 11 Februari 2010

Khotbah Idul Adha : MARI KITA WASPADA TERHADAP BUJUKAN SYETAN

Oleh Budi Wibowo
(Disampaikan penulis pada Khotbah Idul Adha 1428 H: 2007M)


Allahu akbar (9x) walillahilhamd

الحمد لله نستعنه و نستغفره ونعذ بالله من شرور انفسنا

من يهدالله فلا مضلّ له ومن يضلل فلا هادئ له

اَشْهَدُ اَنْ لاَ الَهَ الاَّ اللهُ

وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ



اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى محمّد عَبْدِكَ وَ رَسُولِكَ وَعَلَى آَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ: أَمَّابَعْدُ

فَيَا اَيُّهَ الْحَاضِرُوْنَ : اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَ اَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

قَلَ اللهُ تَعَلئَ فِئ الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ : اَعُذُ بِا اللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بسم الله الرّمان الرّحمين

فَإِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الغالِبُوْنَ



وقال الله ايضا

أَلآ إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطانِ هُمُ الْخََاسِرُونَ


صَدَّ الله الْعَظِيمََ وَصَدَّقَ رَسُوْلُ اللهِ الْكَرِيم





(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,
Jamaah Id rahimakumullah,

Puji syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah swt, yang telah melimpahkan taufik rahmat dan hidayahnya, sehingga kita dapat berkumpul pada pagi hari ini dalam rangka memenuhi panggilan beliau dalam rangka meyambut peringatan kemenangan umat manusia dalam kancah pertarungan melawan godaan syeitan demi taat kepada Robnya. Yakni seperti yang telah dicontohkan Nabi kita Ibrahim as dan puteranya Ismail as.

Salam dan sholawat mari kita sanjungkan kepada junjungan kita nabi besar yang mulia Muhammad saw.
Sebagai kotib saya berwasiat kepada diri saya dan mengajak jamaah sekalian mari kita selalu tingkatkan ketaqwaan kita baik di waktu lapang maupun di waktu sempit.

Judul Kutbah yang akan saya bawakan pada kesempatan ini adalah

Mari Kita Waspada terhadap Bujukan Syaitan


(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,
Jamaah Id rahimakumullah

Ketika Allah hendak menciptakan manusia Allah memberitahu kepada malaikat, kemudian Malaikat mengajukan pertanyaan “Apakah Allah akan menciptakan manusia yang akan membuat kerusakan di muka bumi”?
Menanggapi pertanyaan malaikat tersebut Allah menjawab “Aku lebih mengetahui daripada kamu",

Kemudian Allah memberikan kemampuan kepada manusia bahwa hanya manusialah yang memiliki potensi untuk memberdayakan langit , bumi dan seisinya untuk keperluan hidupnya. Makluk lain tidak.
Oleh karena itu Allah memerintahkan malaikat dan jin untuk bersujud kepada manusia, maka bersujudlah para malaikat kecuali Iblis (yakni golongan jin yang berkhianat)
Pada kurun berikutnya terjadilah pergumulan hebat antara manusia dan syetan. Tentu di antara mereka ada yang menang dan ada yang kalah.
Pergumulan itu terwariskan kepada anak keturunan masing-masing hingga sekarang.
Kita sebagai keturunan Adam memang memiliki musuh yang permanen yaitu Iblis dan anak keturunannya alias syetan.

Di manapun dan kapanpun kita berada syetan selalu mengintai kita. mencari kesempatan yang tepat, untuk menggoda kita. Oleh karena itu tidak perlu heran jika di tengah-tengah jamaah ini banyak mata-mata syetan yang mengintai. Kalau kita ingin tahu maka tengoklah ke dalam diri kita masing-masing, dengan menggunakan alat keimanan dan ketaqwaan, kita akan menemukan keberadaan syetan tersebut, yaitu dengan ditandai adanya bisikan-bisikan yang mengajak kepada diri kita untuk melakukan pengingkaran terhadap perintah-perintah Allah dan tanda-tanda kebesaranNya.

Sikap malas beribadah, sombong, dengki, boros, malas bekerja, merasa berat membayar hutang, merasa berat menunaikan zakat atau berkorban di bulan haji dan menunda-nunda pergi haji dsb. merupakan sebagian contoh dari tanda-tanda hasil kerja syaitan.

Selanjutnya keturunan Adam yang kalah dalam pergumulan itu akan menjadi tawanan syetan, sebaliknya mereka yang terus melawan syetan sampai titik darah penghabisan akan menjadi kebanggaan Allah SWT.

Bagi manusia yang telah menjadi tawanan syetan mereka akan menjalani hidup sesuai dengan perintah syetan, seperti halnya seorang tawanan dalam peperangan, mereka akan menjadi bulan-bulanan si penawan. Inilah jalan kehidupan yang tidak enak, sempit susah, penuh kepalsuan, tegang dan stress berkepanjangan, penuh lamunan kosong, putus asa, tidak tentu arah dan tujuan. Hidup ini seakan tidak bermakna.
Mereka itulah pengikut syetan sebagaimana Allah berfirman dalam QS Al-Mujadillah: 19:


اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنساهُمْ ذِكْرَ اللهِۚ أَلآ إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطانِِ هُمُ الخَاسِرُونَ

“Syetan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syetan. Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan syaiton (syetan) itu golongan yang merugi”.


(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,
Jamaah Id rahimakumullah,

Pada hari Arafah tanggal 9 Zulhijah, ketika saudara2 kita sedang wukuf di Arafah dalam rangka menunaikan sebagian rukun haji. Allah menyampaikan kebanggaanNya di hadapan para malaikat, sebagai sanggahan dari pernyataan malaikat ketika Allah akan menciptakan manusia. Dalam bahasa kita “ Lihatlah hamba2ku, mereka datang dari berbagai penjuru dunia dengan muka letih kusut penuh debu mereka datang sambil membawa hewan kurban (berkumpul di arafah, mereka bersusah payah meninggalkan negerinya, mereka tinggalkan harta, anak, istri para kerabat yang mereka cintai. Mereka tinggalkan pakaian kebesaran dunia yang berupa status, pangkat, kedudukan yang sering di sandangnya.) mereka mengharapkan rahmatKu dan tidak peduli akan adzab siksaKu (Mereka berkumpul, yang nampak hanyalah pakaian ketaqwaan mereka). (Sabda rasulullah dari Jabir Ra)

Mari kita berdo’a semoga saudara2 kita itu kelak menjadi haji yang mabrur setelah kembali ke tanah air. Amiin.


وليس للحِجّة المبرورةِ ثوابٌ الاّ الجنّة

"Tidak ada balasan bagi haji yang mabrur kecuali surga"(HR Nasaa’i ).

Orang yang pergi haji akan dibalas dengan surga sebagai imbalannya bila ibadah itu dilaksanakan dengan iklas atau murni hanya untuk mencari keridhaan Allah tanpa ada embel-embel lain dalam niatnya.


(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,

Jamaah Id Rahimakumullah,

Dalam pergumulan hebat inilah hamba-hamba Allah yang tidak mau tunduk dengan syetan pasti akan mendapat kemenangan, sebagaimana firman Allah dalam Qs Al-Maidah:56:



فَإِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الغالِبُوْنَ

Maka sesungguhnya pengikut Allah itulah yang pasti menang.

Mereka akan mendapatkan dua kemenangan yaitu ketika hidup di dunia dan nanti setelah mereka berada di yaumul akhir yakni mereka akan berada di sisi Allah .
Semoga kita sekarang yang duduk bersimpuh di hadapan Allah ini termasuk di dalamnya. Amiin.


(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,
Jamaah Id yang berbahagia,

Setiap saat Allah menyeru kepada kita agar mengikuti jalan-Nya,. Seruan ini gemanya menembus dimensi ruang dan waktu.
Seharusnya setiap seruan Allah itu kita sambut dengan jawaban
“Labaik Allahumma labaik, Labaika laa syarikalak”
“Aku datang memenuhi panggilan-Mu Ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu”.

Setiap saat Allah menyeru agar manusia mengorbankan waktunya sejenak untuk berdo’a kepada-Nya atau Sholat.
Mari kita merenung sejenak,
Allah yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana menciptakan bumi ini bulat kemudian bumi tersebut berputar pada porosnya, maka dengan keadaan tersebut terjadilah perbedaan waktu. Adanya perbedaan waktu ini secara akal sehat menunjukkan bahwa seruan sholat itu akan terus berkumandang setiap saat dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Jika dikaji sebenarnya tak ada waktu sedetikpun yang kosong tanpa seruan sholat. .

Ada sebuah cerita dan ini merupakan kenyataan;
Ada orang yang dianggap oleh masyarakat sebagai seorang yang alim, ada rumor yang mengatakan bahwa bila hari Jum’at si Alim tidak sholat di masjid tempat masyarakat tersebut berada tetapi ia sholat di Mekah yakni di Masjidil haram. Benarkah demikian?

Mari kita buktikan.
Selisih waktu antara Mekah dan Indonesia adalah kurang lebih 4 Jam, ketika waktu Dzuhur telah tiba di Indonesia, maka di Mekah masih pagi. Bila dalam waktu yang sama Si Alim tersebut berada di Mekah tidak mungkin ia melaksanakan sholat Jum’at. Bila si Alim mengatakan demikian kepada para pengikutnya itu adalah bohong besar, itulah sebenarnya salah satu tipu daya syetan.
Audzu billahimin dzalik.


(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,
Jamaah Id yang berbahgia

Bila kita bercermin. Kita lihat badan kita yang semakin menua. uban mulai nampak, gigi mulai tanggal. Dahulu kita sebagai pemuda yang gagah kini tidak seperti dulu itulah sebuah seruan dari Allah yang mana dengan keadaan itu Allah menyeru kemana hidup akan kau tuju? Bukankah esok kamu akan mati?

Demikian pula bagi para pemuda dan pemudi yang kini masih gagah dan cantikknya. Jangan tertipu dengan bujukan syetan siapa tahu besuk kalian akan dipanggil menghadap Allah terlebih dulu. Oleh karena itu ingatlah wahai para pemuda persiapkan hidupmu untuk akhiratmu.


(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,

Jamaah Id Rahimakumullah

Sesekali kita kehilangan orang yang kita cintai, anak, istri, suami, orang tua, tetangga. Mereka lebih dulu dipanggil menghadap yang Maha Kuasa. Kejadian itu merupakan gema panggilah Allah SWT kepada manusia agar kita mengikuti jalanNya

Kemudian, dalam setiap saat sebenarnya Allah menyeru berkorbanlah dan dirikanlah sholat, sebagaimana tertulis dala QS Al Kautsar 2-3:.


إنَّآ أَعْطَيْناكَ الكَوْثَرَ ۝ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرَ

Seakan Allah berfirman “Rasakanlah sembelit sakitnya rasa lapar saudaramu si fakir Rasakanlah betapa mereka sulit mengatur belanja rumah tangga. Kalau engkau mau mengikuti jalanku maka berkorbanlah. Potonglah hewan ternak untuk dibagikan kepada saudaramu. Hiburlah mereka sejenak dengan makan makanan yang bergizi.” Bukan hanya dalam bentuk memotong hewan saja berkorbanlah untuk hal-hal yang lain demi kemaslahatan di jalan Allah.

Lihatlah Negeri Madinah yang waktu itu di bawah pimpinan Rasulullah, begitu besar semangat berkorban penduduknya. Hingga sekarang orang memimpikan agar terbentuk masyarakat yang demikian yang sekarang terkenal dengan sebutan masyarakan Madani. Alangkah indahnya bila kampung ini terbentuk masyarakat yang demikian dan alangkah indahnya negeri ini bila penduduknya tergambar sebagai masyarakat Madani.


(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,

Jamaah Id Rahimakumullah

Hari ini adalah hari perayaan kemenangan bagi seorang hamba Allah yang menang dalam pergumuluan hebat melawan syaitan, yang awalnya dicontohkan oleh nabi Ibrahim dan putranya Ismail yang hidup ribuan tahun yang lalu. Sehingga ia patut mendapat gelar kekasih Allah. Ia seorang hamba yang berpikir dan sadar bahwa di bumi ini ada penguasa tunggal yang tidak mungkin terkalahkan dan tempat berlindung yaitu Allah. Maka ketika Ibrahim diperintahkan untuk berkorban dengan hartanya yang paling dicintai yaitu Ismail, ia serahkan.

Ketika Ibrahim sedang melakukan prosesi penyembelihan putranya, malaikat begitu kagum melihat hamba Allah tersebut, mereka langsung tersungkur sujud kepada Allah SWT sambil mengucap takbir.
Allahu akbar, Allahu akbar Allahuakbar Walillahilhamd. Kemudian secepat kilat Allah menyelamatkan Ismail dan digantilah dengan seekor domba yang gemuk

Peristiwa ini merupakan bukti bahwa Ibrahim adalah hamba Allah yang tunduk dan patuh kepada-Nya..
Inilah isyarat yang ditujukan kepada Malikat bahwa Allah bangga dengan ciptaan-Nya yang bernama manusia, sebagai bukti bahwa tidak selamanya benar apa yang diungkapkan Malaikat ketika dialog awal dalam penciptaan manusia.


(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,

Jamaah Id Rahimakumullah

Bukti sejarah kisah Ibrahim ini sampai sekarang masih ada, padahal peristiwa itu, telah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Kita ketahui di tanah jazirah Arab. Di situ ada sebuah bangunan kubus itulah ka’bah. Itulah bangunan yang dibangun oleh Ibrahim dan anaknya Ismail. sekarang menjadi tempat pathokan seorang hamba Allah untuk mengarahkan wajahnya ketika melakukan sholat.

Dalam prosesi ibadah haji ada rangkaian kegiatan yang disebut thowaf. Artinya mengelilingi Ka’bah. Gerakan mengelilingi ini berlawanan dengan putaram jarum jam. Mengapa berputar ke kiri bukan ke kanan? Ada pelajaran yang menarik bahwa bila kita memutarkan sebuah sekrup ke bumi maka putaran ke kanan akan menggerakan skrup tersebut ke arah bumi, namun bila kita putar ke kiri maka sekrup akan bergerak menjauhi bumi.

Ini bermakna bahwa dalam gerak hidup kita haruslah kita beroriantasi ke atas artinya kepada kepada Allah SWT yang maha tinggi. Selain itu melambangkan pelepasan diri dari belenggu syetan yang selalu mengajak hidup berorientasi keduniaan.


(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,
Jamaah Id yang berbahagia,

Kemudian di dekat Ka’bah ada dua bukit yang berjarak +- 400 meter itulah bukit Shofa dan Marwah. Di antara dua bukit ini dulu pernah Ibrahim diperintahkan untuk meninggalkan Istrinya yang bernama Siti Hajar dan anaknya Ismail yang masih kecil. Siti Hajar adalah seorang ibu yang sholeh maka ketika ia hendak ditinggalkan oleh Ibrahim di situ ia bertanya kepada sang suami. “Apakah ini kehendak Allah ? Jika ini adalah kehendak Allah maka kerjakanlah”. Inilah sebuah pertanyaan sekaligus jawaban bagi seorang Ibu yang sholeh. Tidak ada kata putus asa yang ada dalam dirinya hanyalah keyakinan bahwa Allah akan memberikan jalan kehidupan meskipun ia berada di tengah bukit tandus yang tidak ada air dan tumbuh-tumbuhan.
Ini merupakan pelajaran bagi kaum ibu dalam hidup berumah tangga, maka jadilah Siti Hajar-Siti Hajar berikutnya.


(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,
Jamaah Id yang berbahagia

Dalam prosesi ibadah Haji ada prosesi lari-lari kecil dari bukit Shofa ke Marwa yang dulu telah dicontohkan oleh Siti Hajar ketika ia ditinggal suaminya ia lari di antara kedua bukit tersebut. Prosesi ini menggambarkan bahwa dalam mengarungi hidup kita harus berusaha sekuat tenaga mengeluarkan keringat untuk mencari rezeki. diikuti keyakinan bahwa Allah pasti akan menunjukkan jalan keluarnya. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS Thalaaq : 2-3:


وَ مَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ , مَخْرَجًا * وَ يَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ ۚ

Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangkanya.

(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,
Jamaah Id yang berbahagia

Dalam ibadah haji ada prosesi yang disebut dengan wukuf yang artinya berkumpul di Padang Arofa. Inilah puncak ibadah haji, prosesi ini menggambarkan bahwa kelak manusia akan di kumpulkan di padang Mahsyar untuk menunggu pengadilan dari Allah sebagai hasil perbuatannya di dunia. Tempat itu disebut Arofa yang artinya “mengenal”. Yang ia kenal adalah jati diri kita benarkah kita sebagai hamba Allah yang patuh atau sebagi hamba Allah yang ingkar.

Oleh karena itu dalam prosesi ini akan terlihat siapa dia sebagai Hizbullah dan siapa dia sebagai Hizbu Syaiton. Hizbullah di tandai dengan kekhusu’an dalam melaksanakan ibadah ini, sedang Hizbu Syaiton akan ditandai oleh mereka yang selalu mondar-mandir ke sana kemari tidak mengerti apa arti wukuf.

Selanjutanya setelah wukuf di Arofah ada prosesi bermalam di Musdolifah, kemudian pada pagi harinya harus sudah berada di Mina. Inilah ibadah yang memiliki faktor stress yang tinggi karena pada saat itu jamaah haji harus berbondong-bondong ke dua tempat tersebut. Ketegangan terjadi karena ada perasaan was-was bagaimana bila terlambat, bagaimana kalau kendaraan pengangkut ke Musdholifah terlambat dan bagaimana-bagaimana-bagaimana.

Ini menggambarkan bahwa kita kelak akan melalui seleksi yang berat dalam yaumul hisab, diibaratkan dengan kita bagaikan menyebarangi jembatan shirotol mustaqim. Jadi Musdoholifah menggambarkan sebagai jembatan shorotol mustaqim.

Selanjutnya dalam prosesi ibadah haji ada kegiatan melempar jumrah. (melampar syetan). Melempar jumrah menggambarkan bagi kita bahwa kita harus melawan iblis-iblis beserta anasirnya dalam mengarungi hidup ini.

(Allahu akbar ) 3 x walillahil hamd,
Jamaah Id Rahimakumullah

Ada prosesi sunnah yang sangat penting dalam memaknai kegiatan ibadah haji, yaitu ketika jemaah berada di Madinah Al Munawaroh. Ketika jemaah berada di situ disunnahkan untuk sholat Arbain. Artinya sholat 40 kali secara berjamaah di masjid Nabawi. Yaitu kita disunahkan untuk sholat wajib terus menerus di Masjid Nabi ini selama 8 hari, bila 1 hari 5 waktu maka 40 kali akan memakan waktu 8 hari.
Ada pelajaran penting bagi jemaah haji bahwa setelah pulang di tanah air kebiasaan sholat di masjid harus merupakan kebiasaan. Pelajaran ini sebenarnya bukan saja bagi mereka yang telah haji tetapi bagi umat Islam khususnya kaum laki-laki. Inilah sebagian cara memaknai ritual ibadah haji.

Sekarang bagaiman dengan saudara-saudara kita yang tidak mendapat kesempatan pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah Haji? Allah Maha Adil Ia menetapkan bahwa menunaikan sholat jum’at di masjid di hari jum’at adalah sebagai ibadah hajinya kaum fakir. Sebagimana nabi bersabda.” Sesungguhnya hari jum’at itu adalah hari yang mulia ia merupakan hajinya kaum fakir”.انّ يومَ الجمعةِ سيّدُ الايامِ وحِجُّ الفقراء

Seperti yang sering kita dengar dari bilal setiap hari jum’at ketika akan memasuki rangkaian ibadah sholat jum’at.


(Allahu akbar)3 x walillahil hamd,

Jamaah Id Rahimakumullah

Mari kita menengok ke dalam diri apakah kita condong menjadi pengikut Allah atau lebih condong sebagi pengikut Syaiton(syetan)?
Mumpung kita masih hidup yang sebentar lagi kita akan mati, janganlah kita sia-siakan hidup ini. Mari kita siapkan hidup ini untuk bekal di akherat nanti..

.باَرَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ

وَ نَفَعَنِى وَاِيَاكُمْ بِالاَيَاتِ وَالذِّكْرِِ الْحَكِيْمِ

وَ قُلْ رَبِغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ


KUTBAH KE II

(Allahu akbar) 7x walillahil hamd,

الحَمْدُ لِلَّهِ الّّذِى أمَرَنَا بِالإتِّخَادِ وَلإعْتِصَامِ

بِحَبْلِ اللهِ ألمَتيْنِ

أ شْهَدُ انْ لآإلٰهَ ألاّ ألله واشْهَدُ انَّ مُحَمّداً عَبْدُهُ ورَسُولُهُ

اللهمَّ صَلِّ وسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَ عَلَى آلِهِ و اصْحَبِهِ أجْمَعِيْنَ

أمَا بَعْدُ:

فَيَا عِبَادَاللهِ آتّقُو الله مَا اسْتَطَعْتُمْ وَ سَا رِعُ إلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ العَالَمِيْنَ : واَعْلَمُوا انّ الله سُبْحٰهُ وَتَعالَى أمَرَكُمْ بِامْرٍ بَدَأَ فِيْهِ

بِنَفْسِهِ و ثَنََّى بِمَلآ ءِكَتِهِ المُسَبِِّحَةِ بِقُدْسسِهِ, فَقَالَ تَعَالَى فِى القُرْآنِ العَاظيْمِ :

إِن َّ اللهَ وَمَلَٰٓئِكتَهُ , يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِىِّ ۚ يَٰٓأ يُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيْهِ وَسَلِّمُواْ تَسْلِيمًا

أللهمّ صَلِّ وسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدٍ المُرْسَلِيْنَ , وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ وَقَرَبَتِهِ وَأزْواَجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ اجْمَعِيْنَ. وارْضَاللهُمَّ عَلَى

اَرْبَعَةِ الخُلَفَاءِ الرَّاسِدِيْنَ

سَيِّدِنَا اَبِى بَكْرٍ و عُمَرَ و َ عُشْمَانَ و عَلِىِّ, و عَلَى بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ والّتَابِعِيْنَ

وتَابِعِ التَّابِعِيْنَ, وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ إلى يَوْمِ الدِّينَ, و عَلَيْنَا يَا اَرْحَمَ رَاحِمِيْنَ

اللهُمَّ أصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ المُسْلِمِيْنَ و اىصُرِ الإسْلَامَ و المُسْلِمِيْنَ

وأهْلِكِ الكَفَرَةَ و المُسْرِكِيْنَ, وَاعْلِِ كَلِمَتَكَ إلَى يَوْمِدِيْنَ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ و المُؤْمِنِيْنَ والمؤمِنَاتِ , الاحيَاءِ مِنْهُمْ وَلاَمْوَاتِ, إنَّكَ سَامِعٌ مُجِبُ ادّعءوَاتِ يَا قَاضِىَ

الحَاجَاتِ


Ya Allah, pagi ini kami hambaMu anak dari hambamu,
Bersimpuh di hadapanMU,
Teringat dosa-dosa yang telah lalu,

Yaa Rob,
Setiap hari kami merasa cemas dan takut,
Akan akibat perbuatan kami dulu,
Apakah Engkau telah mengampunio kami Ya Rob;

Rob,
Ampunilah kami,
Seandainya Engkau tidak mengampuni kami, niscaya kami tergolong orang yang merugi.

Ya Rob,
Kami sadar bahwa hari-hari kemarin hambaMu banyak tidak menghiraukan seruaMU,
Tiba-tiba Engkau sentakkan seruanMU itu dengan cara Engkau ambil nyawa ayah kami,
Kemudian Ibu kami, kemudian salah satu dari saudara kami, suami dan isteri kami,
Dan yang lebih keras seruanMU Engkau telah mengambil anak kami.

Ya Rab,
Kami sadar bahwa sebentar lagi giliran kami yang Engkau ambil,
Sebelum Engkau cabut nyawa kami, beriikan kesempatan bagi kami untuk bertobat kepadaMU,

Ya Rob;
Beri kami kesempatan untuk memohon ampunan untuk orang tua kami,
Beri kesempatan kami untuk memohonkan ampunan terhadap suami kami, isteri dan anak kami yang telah Engkau cabut nyawa mereka sebelum kami

Ya Rob,
Ampunilah mereka, Ampunilah mereeka, ampuniolah mereka.

Engkau yang menggenggam jiwa kami.
Apakah besuk Engkau akan mencabut nyawa kami ?
Apakah besuk Engkau akan mencabut nyawa kami ?

Padahal kami belum sempat menunaikan zakat yang Engkau wajibkan,
Padahal kami baru saja mengerti tentang sholat,
Padahal bulan kemarin kami puasa kami belum benar,
Padahal jum’at kemarin kami belum menunaikan sholat jum’at,
Padahal kami belum melaksanakan ibadah haji,

Ya Rob,
Bagaimana ini ya Rob,
Kami menyesal,
Kami menyesal,
Kami menyesal,
Kami ngeri Ya Rob, jangan Engkau ambil nyawa kami,
kami takut Engkau bertanya tentang sholat kami,
kami takut akan murkamu,

Kami takut,
Padahal nanti yang pertama Engkau tanyakan adalah ibadah
sholat kami,
Bila Engkau dapati sholat kami buruk Engkau langsung lemparkan
Kami ke nerakaMU

Bagaiman ini Ya Rob;
Jangan...jangan....Ya Rob,
Kami belum siap.

Beri kesempatan kami untuk memperbaiki ibadah kami, Ya Rob.
Beri kesempatan kami untuk memperbaiki ibadah kami, Ya Rob.
Beri kesempatan kami untuk memperbaiki ibadah kami, Ya Rob.

اللهمّ انّا نسألك من خير ماسأك منه سيّدنا ونبيّنا محمّد

عبدك ورسولُك


و نعوذبك من شرّ مااستعا ذك منه سيّدنا ونبيّنا محمّد


عبدك ورسولُك


اللهمّ انّا نسألك موجبات رحمتك وعزاءم مغفرتك والسلامة من كلّ اثم والغنيمة من كلّ برّ والفوز با لجنّة والنّجاة من

النار والعفو عندالحساب


ربّنا اتّنا فئ الدنيا حسنة وفئ الاخرة حسنة وقنا عذاالنار


وصلّى الله على سيدنا محمّد وعلى اله وصحبه وسلّم


واللحمد لله ربّ العالمين





»»  LANJUT...

Minggu, 07 Februari 2010

Soekarno Kembalilah !!


Oleh Budi Wibowo

Wahai Pahlawan. Ibumu sedang menangis merindukan putra terbaiknya, yang telah pergi jauh untuk kembali. Soekarno kembalilah, suaramu lantang keras menggetarkan imperalis, menggoyahkan dunia, dipahami bangsamu hingga relung hati yang paling dalam. Telunjukmu bercahaya menghepnotis bangsamu serempak menuju satu tujuan. Penglihatanmu dan pendengaranmu tajam sangat peka terhadap penderitaan saudaramu    ”Kapan kau kembali ?” ”Ibu sangat merindukanmu. !”



Ketika tahun 60-an, waktu itu usiaku masih belum genap 6 tahun. Saya telah paham bahwa presiden yang mengepalai Negara kita waktu itu bernama Soekarno. Ayahku seorang pegawai negeri rendahan, setiap hari pergi ke kantor menggunakan sepeda jantan yang terkenal dengan nama sepeda torpedo. Entah bagaimana dan mengapa orang waktu itu memberi nama sepeda angin tersebut dengan nama torpedo. Yang jelas sepeda tersebut menggunakan rem yang berbeda dengan sepeda yang lain. Sepeda ini menggunakan remnya cukup dengan mengayuh kearah berlawanan dengan kayuhan ke depan maka sepeda akan berkurang kecepatannya. Setiap berangkat kerja ayahku membencengkan aku di belakang yang waktu itu aku masih TK, karena tempat sekolahku berada dalam jalur keseharian ayahku berangkat bekerja.

Ayahku pulang kerja jam 14.00 (atau jam dua siang). Setiap pulang kerja ia gunakan waktu untuk istirahat sejenak sekedar tidur siang. Kemudian sekitar jam empat sore biasa keluar ke halaman rumah dengan memakai kaos oblong berwarna putih dan mengenakan sarung goyor berwarna merah hati, melihat-lihat keadaan di sekitar rumah. Sesekali tetangga yang lain juga keluar dan mereka saling bertegur sapa.

Aku masih kecil waktu itu tapi kehidupan ayahku itu masih terekam kuat dalam ingatanku hingga sekarang, meskipun ia telah meninggalkanku utk. selama-lamanya sejak tahun 1970. . Tak lama kemudian datang pengantar koran , aku masih ingat nama koran itu, waktu itu aku belum bisa membaca tetapi lambang-lambang huruf yang tercetak sebagai nama koran itu masih kuat dalam ingatanku bahwa koran itu bernama Suara Rakyat.

Seperti sudah menjadi sebuah kebiasaan di sore hari, koran itu kemudian dibaca bersama oleh ayahku dan para bapak-bapak tetangga kiri-kanan rumahku. Ayah bersama-sama bapak-bapak itu membaca berita hari ini sambil duduk di “buk” ( yaitu tempat duduk dari semen yang dibuat di sisi kiri dan kanan pintu gerbang sebelum masuk halaman depan rumahku

Seperti biasa bila ayahku sedang duduk sambil membaca koran aku lendotan (dipangkuannya) sambil ikut melihat gambar-gambar pada koran tersebut. Aku belum bisa membaca waktu itu.

Masih terekam dalam ingatanku, setiap kali koran itu datang aku melihat gambar Bapak Presiden Soekarno yang berpeci kopyah ditampilkan dari posisi samping sambil mengayunkan tangan mengacungkan telunjuk kemudian di dekat gambar tersebut ada tulisan Bapak Revolusi Kita.

Biasanya setelah usai membaca Ayahku dan satu dua orang tetanggaku itu ngobrol ngalor ngidul (berbicara dengan topik tak tentu) mungkin mereka membicarakan tentang topik yang ada dalam berita hari ini sampai masalah pekerjaan, masalah rumah tangga dan lain-lain. Itulah sebagian hasil rekaman ingatanku sewaktu aku masih kecil.

Masih terlintas dalam ingatanku waktu itu, ada sebuah lagu dalam bahasa jawa yang konon lagu itu syairnya dirubah (masih dlm bhs Jawa) oleh Bapak Almarhum Presiden Soekarno. Kalau tidak salah judul lagu itu adalah “Lesung Jumengglung”,. Nada lagu itu sebenarnya adalah langgam lagu jawa, setelah dirubah syair lagu itu berbunyi sebagai berikut;

Indonesia dudu bongso tempe
Indonesia bisa madeg dewe
Ra usah bantuanne
Kang soko PBB
Iku mung alate
Imperalis wae.

Dalam Bahasa Melayu sbb;
Indonesia bukan bangsa yang bermental tempe
Indonesia bisa berdiri sendiri
Tidak perlu bantuan
Dari PBB
Itu hanyalah
Alat penjajah saja.

Terlintas dalam ingatanku seandainya lagu itu masih berdengung sampai sekarang (dalam konteks kekinian) mungkin bangsa ini tidak begini jadinya. Walaupun dengan syair yang sederhana ternyata kalau kita renungkan syair lagu itu memilki makna yang dalam.
Entah waktu itu ada persoalan apa yang jelas aku ingat bangsa kita njegot (tidak setuju ) dengan sebuah resolusi PBB sehingga Indonesia keluar dari keanggotaan PBB. Ya begitulah samar-samar aku pahami setelah bebebarapa tahun kemudian (dengan keterbatasan pengetahuanku) sewaktu aku sudah bisa membaca dan duduk di bangku sekolah menengah.

Di balik makna yang tersirat pada syair lagu itu, ternyata Soekarno mengajarkan kepada bangsanya untuk dibawa kepada imajinasi dan pemahaman tentang kesadaran berpolitik yang sangat jitu, mulai dari tukang ngarit sampai pejabat yang paling atas di negeri ini, terbangun semangat untuk berani dan bersemangat menunjukkan jati diri dalam percaturan dunia.

Indonesia dudu bongso tempe (Indonesia bukan bangsa tempe); inilah sebuah slogan yang sebenarnya sudah jitu; Bila slogan itu terus berdengung sampai sekarang; selalu dilagukan oleh para tukang ngarit (pencari rumput), bapak RT , Bp. Lurah, camat, bupati, guru-guru TK, guru SD, dosen dan para professor bahkan menteri anggota DPR, sampai Presiden, terlebih para guru-guru ngaji sampai dengan para da’i yang kondang. Niscaya Indonesai akan menjadi Negara yang memiliki rakyat yang mungkin tidak bermental seperti tempe Saya yakin Indonesia akan menjadi negara yang jauh lebih maju ketimbang (dari pada) Malaysia; sehingga sangat diperhitungkan dalam percaturan global.

Apakah di antara saudara-saudaraku ada yang masih belum paham tentang apakah itu tempe? Tempe adalah makanan pokok orang Jawa tetapi saya yakin saudara-suadarku yang lain di luar Jawa juga tidak asing lagi, karena ia adalah makanan bergizi; bahkan sebuah makanan yang paling bergizi di jajaran makanan yang berasal dari nabati. Mengapa, karena ia terbuat dari kedelai yang kandungan protein dan kalorinya sangat tinggi di antara berbagai makanan dari tumbuh-tumbuhan. Bahkan makanan tersebut sekarang telah diproduksi di manca negara konon sudah menjadi hak paten mereka, demikian kabarnya. Priye to iki (bagaimana ini)!

Lantas bagaimana memaknai bangsa yang bermental tempe? Lihatlah tempe itu enak dimakan, jika bangsa ini tidak memiliki jati diri ya gampang betul bangsa lain ngapeki (membohongi tetapi yang dibohongi tidak terasa) dengan tujuan untuk mengekploitasi potensi/sumber daya yang ada. Apakah bangsa kita sudah memenuhi kritaria tempe dalam arti hakekat. Saya tidak berani menjawab pertanyaan ini; sebab kalau saya jawab ”Ya”, tentu banyak orang tersinggung, syukur kalau malah tertawa. Tetapi kalau saya jawab ”Tidak” saya mesti mengungkapkan argument yang rumit. Terus terang saja yang lebih tepat menjawab ya atau tidak adalah Anda sekalian, saya hanya mau menjelaskan ciri-ciri tempe itu sendiri dalam arti hakekat.

Selanjutnya, selain enak dimakan tempe dalam arti tempe itu sendiri ia tidak mampu berbuat apa-apa. Bayangkan ada anak bangsa yang mampu membikin sekrup dan sebangsanya atau pakaian jas perlente dan sebangsanya supaya laku terjual di negeri sendiri barang tersebut mesti dibawa keluar negeri dulu untuk diberi stempel made in luar negeri , baru kemudian diboyong lagi ke Negerinya. Ini pekerjaan konyol. Kalau tidak demikian barang-barang itu tidak laku dijual di negeri sendiri.

Ada sebuah cerita ; Seorang sahabat bercerita bahwa kawannya baru berkunjung di negara maju kawasan Eropa. Ia bangga dengan oleh-oleh jas yang bagus, selang beberapa tahun kemudian selidik-punya selidik ternyata jas tersebut adalah bikinan anak bangsa sendiri yakni made in Bantul, kepriye to iki (bagaimana ini). Bayangkan bangsa sendiri tidak memiliki kepercayaan/ kebanggan diri. Coba serentak Anda jawab mental macam apa bangsa yang demikian ini!!


Tempe memiliki sifat mudah busuk bila sudah mulai membusuk menimbulkan aroma yang mengundang lalat . Bau busuk dalam bahasa Jawa memiliki sinonim kata apek. Ya begitulah tempe, bila sudah tersentuh bakteri pembusuk akan mudah bereaksi saling mendukung antara unsur di dalamnya maka dari itu ia cepat membusuk, menimbulkan bau tak sedap (apek). Bau apek itu dalam dialog jawa dapat kita bilang ngapeki. Dalam bahasa jawa orang yang melakukan kebohongan itu disebut “ngapeki” kalau saling membohongi dikatakan podo-podo ngapeki., Bagaimana dalam suatu masyarakat jika antar warganya budaya saling membohongi ini sudah terbentuk. Kebohongan itu bukan saja dalam bentuk nyata, tetapi ada yang terselubung artinya pengaruhnya baru diketahui setelah selang bebarapa lama kemudian. Rusak dan sangat memalukan !! Ya dalam sekup yang lebih luas saya katakan korupsi telah meraja lela, begitulah. Mungkin bagi Anda yang rajin membaca koran akan tahu pada ranking ke berapa negeri kita menduduki Negara terkorup di dunia ini? Fantastis!!

Selanjutnya bau busuk itu mendatangkan lalat dan ia bertelor di situ, kemudian berkembanglah anak-anak lalat yang berupa belatung yang menjijikkan. Ya, itulah belatung yang menjijikkan. “Jijik” adalah ungkapan yang di dalamnya terkandung makna takut, anti pati dan sangat tidak disukai. Perbuatan kontra produktif dari yang kecil hingga besar adalah sebuah penempatan yang tepat untuk menjabarkan sebagai perbuatan yang menjijikkan Pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, pengebirian hak sampai pergerakan masal yang kontra produktif merupakan sebuah gambaran mental bangsa yang tidak terarah lagi. Apakah bangsa ini telah memasuki era demikian, bila benar demikian maka tunggulah kehancurannya. Demikianlah tempe apabila telah melewati fase pembusukan unjung-ujungnya tempe itu hilang tidak berbekas termakan belatung-belatung yang menjijikkan, alias bila demikian eksistensi Republik ini akan hilang ke mana nanti anak cucu kita hendak bernaung?!

Pekerjaan yang Mestinya Sudah Tidak Perlu Diulang Kembali;

Ada pekerjaan besar yang harus dipikul oleh setiap warga Indonesia yaitu membentuk jatidiri bangsa agar setiap jiwa yang duduk di atas bumi pertiwi ini memiliki rasa percaya diri yang

tinggi dalam kerangka membangun eksistensi bangsa (building character) agar tidak tergilas oleh bangsa lain. Paling tidak harus sadar bahwa bangsa ini sebenarnya telah menjadi budak di negeri sendiri. Ironis !!!

Oleh karena itu diperlukan formula yang jitu untuk menggertak setiap jiwa supaya sadar bahwa ia telah tertinggal dari bangsa lain, Bangkit-bangkit hancurkan imperalis.
Sebagaimana Soekarno mengajarkan. Indonesia dudu bongso tempe (Indonesia bukan bangsa bermental tempe).

Wahai pahlawan. Ibumu sedang menangis merindukan putra terbaiknya, yang pergi jauh untuk kembali, Soekarno kembalilah. suaramu lantang keras menggetarkan imperalis, menggoyahkan dunia, dipahami bangsamu hingga relung hati yang paling dalam. Telunjukmu bercahaya menghepnotis bangsamu serempak menuju satu tujuan. Penglihatanmu dan pendengaranmu tajam sangat peka terhadap penderitaan saudaramu “Kapan kau kembali ” “Ibu sangat merindukanmu. !” Soekarno kembalilah !!!


»»  LANJUT...