Terima Kasih Anda Telah Mengunjungi Blog Ini

Blog ini bukan untuk tujuan komersial, bila ada gadget tambahan yang bersifat komersial itu bukan kehendak pemilik blog !

Sabtu, 18 April 2015

Kita Adalah Apa yang Kita Makan


by
Budi Wibowo

بسم الله الرحّمان الرّحيم


Siapakah diri kita? Inilah pertanyaan yang sangat mendasar bagi para pemikir tentang diri kita yang sebenarnya.

Kita adalah jasad yang di dalamnya disematkan ruh yg ditiup Tuhan kepada kita, sehingga hidup dan beraktivitas. 

Ruh adalah sesuatu yang ghoib tapi ada dan jasad adalah sesuatu yang bisa kita lihat.  Ketika seseorang menyebut nama anda, maka sebutan itu bukan sekedar menyentuh  anda secara material saja tetapi juga melingkup ruh di dalam jasad Anda. Itulah anda.

Untuk mampu melaksanakan aktivitas diperlukan pemeliharaan, maka dari itu Tuhan menciptakan rasa lapar.  Sebab  itu kita akan menyentuh makanan dan memakannya.  Setelah makan  hilanglah rasa lapar dan kita peroleh ketenangan. 

Secara tidak sadar kita mendapat dua hal penting, yaitu ketenangan dan hilangnya rasa lapar.  Hilangnya rasa lapar menunjukkan telah tercukupinnya kebutuhan jasad dan didapatnya ketenangan menunjukkan telah tercukupinnya salah satu kebutuhan ruh.  Unik memang, tapi kalau kita mau berpikir lebih mendalam sebenarnya setiap diri ini membutuhkan masukan yang berupa bahan materiil dan non materiil.

Bahan makanan dalam ujud materiil adalah apa yang kita makan sehari-hari, bahan makanan non materiil adalah informasi2 yang kita peroleh melalui panca indera kita.  Makanan yang materiil mengandung unsur2 kimia yang dibutuhkan jasad kita. Sedangkan informasi yang kita peroleh membentuk watak kita atau thabiat kita di tengah masyarakat. Oleh karena itu tidak salah kalau kita katakan bahwa kita adalah apa yang kita makan.

Anda secara lengkap bukan sekedar jasad materiil dan ruh belaka tetapi anda adalah anda secara lengkap dengan atribut akhlak yang anda sandang di tengah masyarakat. 

Maka dari itu Rasul menyatakan bahwa sebaik-baik manusia di antara kamu adalah yang paling baik akhlaknya


خَيْرُ النَّسِ أحْسَنُهُمْ خُلُقاً

Sebaik-baik manusia adalah orang yang terbaik akhlaknya di antara mereka.” (H.R Thabrani dari Abdullah bin umar).
 
Atribut akhlak inilah yang menjadi tolok ukur kesempurnaan manusia.  Kita katakan bahwa akhlak adalah produk diri yang dihasilkan berdasarkan input (makanan) yang masuk ke dalam diri kita. Tidak berlebih kita katakana, jika yang masuk dalam tubuh kita mengandung unsur2 syaitoniyah maka yang nampak pada kita adalah akhlak syaitoniyah pula.  Begitulah makna di balik Allah Swt berfirman



يَاأَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا

تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

"Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Qs. Al Mukminun: 51).

Akhlak yang mulia itu sebenarnya pancaran dari ketaqwaan,  begitulah Allah SWT menginisialisasi orang mulia di sisi-Nya.

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ



Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal“ (Al Hujurat[49]:13)

Jadi ketika manusia menampakkan sifat yang berlawanan dengan nilai ketaqwaan, jelas ada yang salah dari apa yang telah dia makan.

Demikian memaknai “Kita adalah Apa yang Kita Makan”, semoga bermanfaat.  Amiin.
و صلّ الله على سيّدنا محمّد وعلى آله وصحبه وسلّم













»»  LANJUT...