Terima Kasih Anda Telah Mengunjungi Blog Ini

Blog ini bukan untuk tujuan komersial, bila ada gadget tambahan yang bersifat komersial itu bukan kehendak pemilik blog !

Senin, 09 Agustus 2010

Istiqomah

(Renungan Bagi Para Manipulator)

by
Budi Wibowo

بسم الله الرّمان الرّحيم

Suatu saat akan terjadi masa di mana wajah-wajah yang tertawa hari ini berbalik tertunduk penuh kepayahan, mereka berada di padang yang tandus nan panas, semua usaha mereka sia-sia, mereka berebut air, air kotor bercampur nanahpun mereka minum, tenggorokan mereka kelu mengering sehingga makanan yang ditelan serasa duri yang menusuk-nusuk, tidak pernah berasa kenyang dan rasa hauspun tidak kunjung hilang.   Namun di sebarang sana ada sekelompok manusia tertawa terbahak-bahak setiap kata di antara mereka selalu membangkitkan kegembiraan. Subhanallah.*)

***

Mungkin tidak banyak manusia yang mau memperhatikan kehidupan Si Turipan.
Turipan adalah seorang anak manusia yang telah meninggalkan tanah Jawa merantau mengadu nasib di Negeri seberang. Entah bagaimana asal mulanya sehingga ia di negeri seberang ini memiliki sebidang ladang yang tidak luas dan sepetak tanah yang terpisah agak jauh dari ladangnya. Di atas sepetak tanah ini dibangunnya rumah tempat tinggal.   Kini dia hidup bersama isterinya. Meskipun usia sudah lanjut penampilannya tidak sepadan dengan umurnya dibanding kebanyakan orang pada umumnya. Ia tampak lebih muda dan gagah perkasa.

Turipan mendapat ketentuan Allah SWT sebagai orang yang tidak dapat mengenyam pendidikan. Oleh karena itu ia tidak pandai berbicara, berteori dan bahkan menjadi orang yang dianggap bodoh oleh tetangga kiri kanannya. Penisbatan ini sesuai dengan penampilan kesehariannya . Tinggi badan +/- 155 cm, kulit coklat legam, muka lusuh bergurat dan pakaian kerja compang-camping , setiap pagi berangkat ke ladang dengan membawa cangkul sabit dan perlengkapan lain. Pulang petang dengan memanggul ramban ( hijauan makanan ternak) di atas kepalanya demi seekor kambing yang dikandangkan dekat rumahnya. Sesekali tidak ke ladang hari ini karena pergi ke pasar dengan membawa hasil ladangnya, singkong, daun bambu, pada saat yang lain memasarkan daun pisang, jagung muda, buah pisang, sayur gambas, daun pepaya, umbi. Hasil ladang itu dibawanya ke pasar dengan menyeret gerobak yang ia miliki, padahal jarak tempat tinggal ke pasar sekitar 5 km. Bangun pagi sudah menjadi kebiasaan, hasil ladang itu kemudian dibawanya ke pasar subuh-subuh.

Turipan dengan segala keberadaannya telah membentuk dirinya. sebagai sosok manusia yang tidak mau merepotkan tetangganya meskipun dia tidak memiliki apa-apa, apa lagi berhutang uang pada tetangga. Pernah suatu saat petugas zakat menyampaikan zakat fitrah berupa beras dan uang kepadanya, Turipan menolaknya. Mungkin dalam benak dia berkata “Saya mampu mencari makan sendiri, tidak pantas saya menerima pemberian semacam ini, ini merupakan penghinaan.”

Sering dia menjadi bahan tertawa para tetangga manakala mereka sedang rapat RT pada saat mereka hendak mengadakan acara tertententu, ketika terjadi usulan pembentukan ketua panitia kadang ada orang yang bergurau agar si Turipan ditunjuk menjadi ketua pelaksana, kontan saja para hadirin tertawa. Turipan tidak mengetahui kalau sesekali ada gurauan semacam itu, karena dia tidak pernah diundang untuk menghadiri acara rembug tersebut. Demikian itulah nasib Turipan sebagai orang yang tidak diberi kepandaian berbicara, tidak bisa bertukang, dia hanya pandai mengayunkan cangkul, tatapan hidupnya hanya tertuju pada hasil ladang, apa yang dapat dipanen untuk menyambung hidup hari esuk.

Di hari Jum’at Turipan selalu hadir ke masjid, ikut malaksanakan sholat Jum’at. Di hari-hari biasa dia tidak pernah pergi ke masjid. Meskipun demikian saya yakin Turipan dengan keterbatasan pengatahuannya ia melaksanakan ibadah sholat.

Kisah tersebut adalah sebuah kisah nyata pada seseorang yang saya amati dengan nama yang saya samarkan. Bagi saya kehidupan beliau banyak memberikan pelajaran yang sangat berharga. Saya sering bertandang ke rumah beliau ketika malam tiba. Saya dapati dia betapa ayem (tenang) menghisap rokok klobot racikan sendiri sambil mendengarkan radio siaran gending (musik) Jawa dan siaran Wayang Kulit kegemarannya. Saya kira Turipan sangat menikmati hidup ini, lihatlah betapa dia dengan tenang dan asyik menghirup rokoknya menghembuskan asap beraroma klembak/kemenyan sambil mendengarkan siaran Wayang Kulit.

***


Allah Menjauhkan HambaNya yang Beriman dari Rasa Takut dan Bersedih.

Allah berfirman dalam Al Qur’an Surat Al Fushilat [41]:30


إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

”Sesungguhnya orang yang mengatakan:”Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka seraya berseru:”Janganlah kamu merasa takut dan kamu bersedih, sebaliknya bergiranglah dengan sorga yang telah dijanjikan untukmu. (Al Fushilat [41]:30 ).

”Janganlah kamu merasa takut dan bersedih”, demikian bisikan Malaikat . Tidak terlihat perbedaan dalam diri Turipan apakah hari ini dia bersedih atau hari ini dia bergembira. Pasalnya saya tidak pernah melihat Turipan tertawa terbahak-bahak, maupun mengeluh kekurangan atas dirinya. Pernah sekali meminjam uang kepada saya untuk mengobati anaknya yang sakit, namun tidak berapa lama uang tersebut segera dikembalikan. Maka saya berkesimpulan bahwa Turipan adalah seorang yang telah mendapat bisikan malaikat atas izin Allah SWT untuk tidak merasa takut dan bersedih manghadapi hidup ini.


Istiqomah Berdampak pada Kesehatan.


إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا

”Sesungguhnya orang yang mengatakan:”Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka meneguhkan pendirian (اسْتَقَامُوا).... ,bergiranglah...

Keteguhan pendirian (istiqomah) Turipan telah terbentuk , terbukti dari rutinitas dalam hidupnya. Bangun pagi pergi ke ladang pulang petang. Semata rutinitas ini telah menjadi hiburan dalam hidupnya. Dia bagaikan seekor burung keluar dari sarang pagi hari pulang petang dengan tembolok yang kenyang.

Turipan memiliki badan yang sehat karena otot-ototnya selalu exercise (terlatih bergerak) lemak-lemak dalam tubuhnya selalu terusir, badannya senantiasa segar tidak gemuk dan perut tidak buncit, memancarkan ketenangan dalam hidupnya dan menggambarkan inklusivitas pada dirinya.

Ketenangan hidup dan kesehatan itu sungguh sebuah nikmat yang luar biasa. Nikmat demikian ini menjadikan hidup sangat menggembirakan. Lihat betapa nikmat Turipan menghisap rokok klembak sembil mendengarkan siaran wayang kulit sesekali menyeruput (minum sedikit-sedikit) kopi di hadapannya. Betapa dia menikmati sebuah kenikmatan yang berasal dari ketulusan bukan kenikmatan yang dipungut dari kepalsuan.


Allah Menukar sebuah Kurbanan dengan Nilai yang Lebih Baik.

Ketika Musa AS mengikuti Khidir tiba-tiba Khidir AS membunuh seorang anak yang tidak berdosa,


فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا لَقِيَا غُلَامًا فَقَتَلَهُ قَالَ أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُكْرًا

“Maka berjalanlah keduanya hingga ketika keduanya bertemu dengan seorang anak laki-laki Khidir mebunuhnya, Berkata Musa : ”Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih bukan karena dia membunuh orang lain ? Sesungguhnya engkau telah melakukan perbuatan yang mungkar.” (Al Kahfi [18 ] : 74)

Kemudian pada ayat berikutnya Khidir menjelaskan bahwa Allah SWT sebenarnya hendak menggantikan dengan anak yang lebih baik.   Perhatikan ayat berikut,


وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِينَا أَنْ يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا(80)فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا(81 )



“Dan adapun anak itu kedua orang tuanya orang yang beriman maka kami khawatir bahwa dia akan mendorong keduanya pada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki agar Tuhan mereka kelak mengganti bagi kedua orang tuanya anak yang lebih baik kesuciannya dari anak tersebut dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya). (Al Kahfi [18] :80-81).

Dari ayat-ayat di atas kita dapat melihat bahwa manusia tidak banyak yang dapat menyingkap hijab/tabir di balik kehendak Allah SWT, sebagaimana Musa AS bertanya-tanya kepada Khidir AS waktu itu. Dari ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah SWT Maha Kuasa dan Maha Bijaksana di hadapan makluk di muka bumi ini. Seperti halnya apa yang terjadi pada Turipan dengan kedaannya yang sekarang menjadikan dia sebagai orang yang terhindar dari berbagai macam sifat tercela, seperti sikap sombong karena memang dia tidak memiliki jabatan atau kedudukan yang terpandang di masyarakat, sikap riya’ karena dia tidak pandai berbicara, bila hari ini dia sarapan dengan rebusan singkong tidak pernah mengatakan gorengan ikan, sikap ujub karena dia tidak memiliki harta yang dapat dibanggakan. Sikap iri dan dengkipun telah pupus/musnah pada dirinya karena telah terbiasa melihat dirinya tidak memiliki kemampuan untuk menandingi tetangganya yang memiliki rumah mewah, kendaraan atau fasilitas hidup yang lain. Turipan tidak pernah merasa lebih tinggi karena memang dia tidak mengenyam pendidikan tinggi.

Turipan tidak mengerti bagaimana membuat proposal suatu proyek, Turipan tidak tahu bagaimana cara bermain mata dengan kontraktor. Turipan tidak pernah mendapat pelajaran bagaimana me-mark up sebuah usulan proyek, apalagi memanipulasi pajak dan berbagai macam bentuk manipulasi administrasi lainnya. Turipan telah terhindar dari badai ribawi karena dia takut meminjam uang apalagi dengan uang berbunga.

Demikianlah Allah menetapkan Turipan sebagai orang yang tidak mengenyam pendidikan sehingga dia menjadi bahan tertawaan di mata masyarakat sekelilignya, namun Allah telah menukar semua itu dengan hilangnya kesempatan berbuat cela pada dirinya.

***

Mungkin suatu saat kita akan melihat Turipan tertawa terpingkal-pingkal , kemudian seorang bertanya kepadanya:”Apa yang menjadikan engkau tertawa terpingkal-pingkal?”. Turipan menjawab:”Aku geli melihat mereka. Aku tidak mengetahui sewaktu di dunia, ternyata mereka itu para manipulator. Hua.. ha…ha..ha” WaAllaahu ‘alamu bishawabi.

وصلّ الله على سيّدنامحمّدٍ وعلى آله و صحبه وسلّم

DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an Karim
*) Terinspirasi dari Firman Allah SWT, QS Surat Al Gosyiah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar