By
Budi Wibowo
بسم الله الرّمان الرّحيم
Jawaban Al-Qur’an Tentang Bencana
Bila kita bertanya mungkinkah Tuhan itu kejam ? Tidak, tapi mengapa Tuhan meledakan Merapi dan mengirimkan Tsunami ke negeri ini sehingga banyak saudara-saudara kita yang menjadi kurban? Mereka banyak kehilangan harta benda, jiwa, hewan ternak dan ladang pertanian yang tidak ternilai harganya, seakan Tuhan membiarkan sebagian anak bangsa ini menangis kelaparan dan menderita berbagai penyakit sebagai dampak bencana yang bertubi-tubi yang terjadi di negeri ini. Bila demikan untuk apa kita bersujud kepada Tuhan bila Dia tetap menyengsarakan kita, sementara hamba-hamba-Nya yang lain tidur nyenyak, tidak peduli dengan kita yang kelaparan di sini, anak kita entah kemana, Bapak dan Ibu kita entah kemana bahkan hingga sekarang kita masih merasakan duka teramat berat. Oh Tuhan ?! di mana keadilan-MU ?
Begitu kira-kira kegundahan yang terjadi pada sebagian saudara-saudara kita yang langsung menerima dan merasakan pedihnya bencana . Kemudian Allah menjawab kegundahan hamba-hambanya itu dengan kalam-Nya seperti berikut;
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ(2)وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ(3
”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan : ”Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi ? Padahal kami telah menguji orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sessungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al Ankabut [29]:2-3 )
وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً
” dan Kami menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan.” (QS. Al Ambiyaa’[21]:35 )
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
”Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di atas bumi sebagai perhiasan baginya(manusia). karena Kami hendak menguji mereka, siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya .” ( QS. Al Kahfi [18]:7)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
“ Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan Kami hendak menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.”. (QS. Muhammad [47]: 31 )
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS Al Baqarah [2]:155 )
Dan Akhirnya Allah berfirman;
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلاِِّ تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُون.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:”Tuhan kami Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian merekaَ, maka malaikat akan turun kepada mereka (seraya membisikan):”Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (dengan memperoleh) syurga yang dijanjikan kepadamu." (QS AL-Fushilat [41]: 30)
Bila kita analisa dari rangkaian kalimat Allah tersebut di atas, Allah memberikan ujian yang berupa bencana alam pada hambanya karena Dia hendak menunjukkan,
1. Hamba-Nya yang benar dan yang berdusta (QS. Al Ankabut [29]:2-3 )
2. Hamba-Nya yang mau berjihad. dan bersabar. (QS. Muhammad [47]: 31 )
3. Allah hendak menunjukkan hal ihwal mengenai kebaikan dan keburukan pada hamba-Nya. (QS. Muhammad [47]: 31 ), dan
4. Allah hendak memberikan hadiah syurga bagi hamba-Nya yang bersabar dan teguh pendirian meng-
ikuti bimbingan-Nya. (QS Al Baqarah [2]:155 ) dan (QS AL-Fushilat [41]: 30)
Hal Ihwal Ke-Indinesiaan
Idonesia adalah negara kepulaun yang memiliki gunung berapi paling banyak di dunia, posisinya terletak di atas pertemuan sabuk gua magma dunia dari barat (cyrcum mediteran) dan sabuk gua magma dunia dari timur (cyrcum pacyfic). Indonesia berada di sekitar garis katulistiwa dan memiliki musim hujan sepanjang tahun. Posisi demikian menjadikan negeri ini memiliki tanah yang subur. tetapi tidak pernah sunyi dari bencana alam. Sering terjadinya bencana alam gunung berapi dan tsunami secara tidak disadari membentuk karakter tersendiri bagi bangsa ini, yakni penghuninya telah terbiasa hidup saling menolong atau memiliki semangat gotong royong yang tinggi dan menggantungkan hidupnya dalam bidang agraris. Banyaknya pulau menciptakan penghuninya memiliki berbagai macam kebudayaan, bahkan ada yang mengatakan bahwa Indonesia adalah percikan syurga yang terlempar ke bumi.
Semangat gotong royong merupakan potensi energi sosilal yang luar biasa. Soekarno dan kawan segenarasinya telah mampu membaca dan memanfaatkan potensi ini, sehingga mereka berhasil mengusir sang angkara murka yang bercokol lebih dari 3 (tiga) abad di bumi ini. Banyak anak bangsa yang gugur menjadi pahlawan jihad di bumi ini, mereka rela menjadi tumbal-tumbal revolusi demi tegaknya kebenaran di negeri ini.
Setelah Tuhan menghadiahkan kemerdekaan, mereka menyusun pedoman hidup/nidhom (dasar negara) yang ber tujuan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Panca Sila sila ke 5) dan ini memang selaras dengan perintah Allah SWT kepada manusia ketika menapaki hidup di bumi ini.
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."(An-Nahl [16]:90)
Sesuai dengan nurani yang di anugerahkan Allah SWT pada bangsa ini, ditetapkanlah undang-ungdang yang menjamin kehidupan perekonimian dengan azas gotong–royong. Dengan demikian ditetapkan bahwa tiang penyangga utama (soko guru) perekonomian negeri ini adalah koperasi. Artinya basis-basis kekuatan perekonomian harus dikuasai bersama bukan oleh perorangan seperti yang terjadi di negara yang berpaham liberalisme.
Dunia ini memang diciptakan sebagai perhiasan. Keindahannya dapat menipu dan membengkokkan haluan hidup yang sebenarnya. Generasi sekarang sebenarnya hanya tinggal menikmati kemerdekaan dan mengisinya, namun tidak disadari bahwa generasi sekarang telah banyak menyimpang dari haluan yang dulu telah digariskan oleh para pendiri bangsa ini.
Semangat gotong royong yang dulu telah melekat berubah menjadi semangat saling menindas, yakni menjelma menjadi semangat korupsi bersama.
Industri-industri yang seharusnya dikuasai oleh koperasi kenyataannya dikuasai oleh para konglimerat. Para pemimpin seharusan dipilih berdasarkan keluhuran budi pekerti tidak dihiraukan lagi., siapa yang memiliki dukungan materi yang kuat dialah yang akan menguasai negeri ini.
Telah terjadi dosa besar pada bangsa ini, bangsa ini telah mengkhianati cita-cita luhur para pendirinya. Seharusnya bangsa ini pandai mengambil pelajaran, mengapa Allah menurunkan bencana lewat tsunami dan gunung-gunung berapi yang bertubi-tubi. Seharusnya bangsa ini pandai mengambil pelajaran mengapa Allah mewajibkan bagi yang mampu untuk memotong hewan kurban kemudian dagingnya dibagi kepada para tetangga kiri kanan dan para dhuafa (fakir miskin) dengan tidak pandang bulu apa golongan dan agama mereka.
Seharusnya bangsa ini pandai mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Jangan heran bila bangsa ini tidak mau mengambil pelajaran peristriwa-peristiwan yang telah lalu nanti Allah menurunkan cambuk peringatan (shauta ‘azab) yang lebih dahsyat lagi sebagaimana yang menimpa kaum Fir’aun, kaum ‘Ad, kaum Tsamut dan kaum Su’aib yang gemar mengurangi timbangan (karupsi).
Dalam Alqur’an disebutkan bahwa kaum Su’aib adalah kaum yang memiliki kebiasaan buruk yakni memiliki kebiasaan mengurangi timbangan (dalam istilah sekarang adalah karupsi) kemudian Allah menurunkan azab yang dahsyat, sehingga mereka terkubur rata dengan tanah. (QS Huud [11] : 85 dan 94).
Seharusnya bangsa ini dapat mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa yang sering terjadi di sekitarnya . Sebenarnya Allah telah memberi peringatan bagi bangsa ini, bila mereka bengkok dari cita-cita luhur para pendiri bangsa ini, Dia akan menurunkan azab dari atas yakni pemimpin yang tidak adil serta berbagai bencana lewat udara dan Allah akan menurunkan bencana dari bawah yang dalam tafsir disebutkan sebagai rakyat yang selalu bentrok dan gunung berapi beserta gempa dan tsunaminya, seperti tersebut dalam QS. Al An’am [ 6]: 65
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ
“Katakanlah:”Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dari golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebagian yang lain. Perhatikanlan, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahaminya". (Al An’am [6]: 65)
Rahasia di Balik Bencana di Indonesia
Bila dahulu banyak pahlawan yang gugur demi tegaknya kebenaran di bumi pertiwi ini kini pahlawan itu adalah saudara-saudara kita yang berada di lokasi bencana yang mengalami langsung tsunami dan gunung-gunung berapi .
Sebenarnya Allah SWT menurunkan bencana itu karena Dia hendak mengembalikan lagi semangat gotong royong yang telah pudar. Demikian juga Allah mewajibkan berkorban di bulan Haji ini bagi yang mampu adalah untuk mengobarkan kembali semangat gotong royong tersebut, dengan tujuan yang sama itulah sebab kita peringati hari pahlawan.
Semangat gotong royong merupakan kekayaan tersembunyi pada bangsa ini, kekayaan ini merupakan potensi energi sosial yang dahsyat yang tidak dimiliki bangsa lain. Soekarno dan generasinya telah mampu membuktikan energi tersebut sesuai dengan kebutuhan pada zamannya .
Semoga benar bahwa bencana-bencana yang kita alami hanyalah merupakan proses transformasi menuju bangkitnya kembali energi sosial tersebut. Amiin.
Allahu ‘alamu bishawabi.
وَنَفَعَنِى و اِيَاكُم بِالايَاتِ والذِّكْرِ الحَكِيْم .باَرَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ
وَ قُلْ رَبِغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
وَ قُلْ رَبِغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an Karim dan Terjemahnya.______. PT Karya Toha Putra. Semarang.
Muhammad, Abdulah. Ashaq Asy Syeikh, Abdurahman. 1994. Lubabut Tafsir
Min Ibn Katsir. Diterjemah oleh Abdul Ghaffar, judul : Tafsir Ibn Katsir. Pustaka
Imam asy-Syafi’i. Bogor. Jild 3. hal. 232-233
UUD 1945.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar