by
Budi Wibowo
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Ada tindakan terpaksa tetapi baik hasilnya. Terpaksa merupakan fenomena yang terjadi dalam diri seseorang ketika hendak melakukan sesuatu tetapi hatinya tidak sejalan ketika itu atau dengan kata lain tidak ikhlas atau tidak ridho. Timbulnya rasa terpaksa ini karena saat itu dalam diri orang tersebut sedang terjadi pergulatan hebat melawan sekutu dalam diri yang bersangkutan yaitu hawa nafsu.
"Paksalah !" demikian ungkapan Allah Swt yg tidak boleh ditawar lagi agar si hamba mendirikan sholat dan menunaikan zakat (sedekah yg besifat wajib).
"Dirikanlah sholat dan tunaikan zakat (Al Baqarah:110).
Ketika Anda selalu paksakan diri melaksanakan perintah tersebut lama kelamaan menjadi kebiasaan, maka ketika telah terbiasa menjadi terasa ringan dan tidak terbebani lagi melaksanakannya. Ketika Anda merasa tidak terbebani lagi melaksanakan perintah-Nya, saat itulah Anda telah mencapai pada keridhoan Allah SWt dan itulah yg diharapkan Allah Swt. Kini dapat kita rasakan bahwa keridhoan (keiklasan) itu kadang melalui tangga ketidakikhlasan atau keterpaksaan.
Nabi bersabda:
لا يُؤمِنُ أحَدُكُمْ حَتَى يَكُونُ هَوَاهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِه
“Masih belum sempurna iman seseorang di antara kalian sebelum keinginannya (hawa nafsunya) mengikuti petunjuk yang kusampaikan (HR. Al Baghawi, Tabrizi, Ibn Abu ‘Ashim, Muttaqi Al-Hindiy, Ibnu Hajar dan Al Khatib).
Jadi tugas kita sebenarnya adalah mengalahkan atau mengendalikan sekutu yang ada dalam diri (hawa nafsu) dengan gigih. Ketika seseorang telah mampu menaklukannya, maka pantaslah hamba tersebut mendapat titian menuju syurga, dia termasuk ke dalam golongan orang-orang yang sempurna imannya. Semoga saudaraku semua termasuk di dalamnya. Aamiin YRA.
Medio, 8 Agt '17
Al Faqir
BW
Al Faqir
BW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar