By
Budi Wibowo
بسم الله الرّحمان الرّحيم
Bisikan syaithan itu menyembul dalam bentuk berbagai macam
sikap. Bila kita telisik secara
mendalam ternyata sikap itu penuh dengan kebodohan, kekonyolan, sia-sia dlsb.
menggiring manusia ke dalam lembah kehinaan baik di hadapan Tuhannya maupun
manusia . Kebodohan, kekonyolan, dan
kesia-sian itu kadang terbungkus logika yang ilmiah dan kadang pula sama sekali
tidak dapat dinalar
***
Di awal penciptaan manusia Iblis diberikan kebebasan oleh
Allah SWT, untuk menyesatkan keturunan
Adam hingga hari kiamat. Dalam suatu
hadist disebutkan bahwa akhirnya Iblis bercokol dalam setiap qalbu anak Adam.
Sebenarnya Iblis dan keturunannya itu hanya mampu mempengaruhi
manusia melalui bisikan-bisikan belaka.
Termyata Iblis dengan bisikannya itu dapat memperdaya manusia, kecuali manusia yang Iklas penghambaanya
kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman ;
وَلاَ
تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
".. dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan
karena sesungguhnya syaithan adalah musuh yang nyata bagimu." (Qs. Al
Baqarah: 178).
لاأبْرَحُ أغْوى عبادك مادامت ارواحهم فى
اجسادهم
“Aku tidak akan pernah berhenti untuk menyesatkan
hamba2-Mu selagi roh mereka berada dalam jasadnya (HR Ahmad) 1a
sedangkan manusia
memiliki sikap lupa atau lalai, maka dari itu pada kesempatan manapun
syaithan selalu memanfaatkan kelalaian
tersebut.
Bisikan syaithan itu menyembul dalam bentuk berbagai macam sikap. Bila
kita telisik secara mendalam ternyata sikap itu penuh dengan kebodohan,
kekonyolan, sia-sia dlsb., menggiring manusia ke dalam lembah kehinaan baik di
hadapan Tuhannya maupun manusia . Kebodohan,
kekonyolan, dan kesia-sian itu kadang
terbungkus logika yang ilmiah dan kadang
pula sama sekali tidak dapat dinalar.
Bunga Sakura Indonesia (Bungur China) |
Kebathilan berbungkus kebenaran
Sikap para calon pejabat yang pura-pura sebagai dermawan
padahal bertujuan untuk meraih dukungan
masyarakat adalah salah satu contoh pembenaran sikap yang sebenarnya hanyalah
kebathilan yang dibungkus dengan pembenaran.
Larangan sikap demikian sebenarnya oleh Allah SWT telah disampaikan kepada bani Isra’il
kala itu, sebagaimana termaktub dalam QS Albaqarah [2] :42
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ
وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan janganlah kamu campuradukkan yang hak dengan yang
bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedangkan kamu mengetahui
(QS Al Baqarah [2] :42).
Masyarakat tidak akan tahu sikap mental seperti itu tetapi
secara naluriah diri pelaku itu sendirilah yang mengetahui, karena dalam setiap diri manusia telah
disertakan malaikat untuk membisikkan kebenaran,
Q S Ath Thaariq [86] :4
إِنْ كُلُّ
نَفْسٍ لَمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌ
“Tidak ada
suatu jiwapun (diri) melainkan ada penjaganya. (Q S Ath
Thaariq [86] :4 )
Dan masih banyak lagi hasil bisikan syaithan yang
menghasilkan sikap mental demikian.
Sikap yang
tidak bisa dinalar
Nalar seorang muslim yang benar tidak pernah menemukan kebaikan sedikitpun
pada manusia-manusia yang berbuat melampaui batas. Banyak
sikap kaum muslim yang berada di luar koridor Islam, padahal Allah SWT tidak menganjurkan
besikap demikian;
Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas dan pendusta (Q Al Mukminun [23] : 28)
Sikap seorang kaum
muslim harus berada dalam koridor Al Quran dan Sunnah
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا
يُحْيِيكُمْ
Hai orang ang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan
Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada seuatu yang memberi kehidupan kepada
sesuatu (QS Al –Anfal [8 ]:24).
yang mana dari dua pegangan itu ulama telah membongkar atau menemukan keterangan aplikasinya, baik dari ayat-ayat
dan sunnah yang berifat “zhoni” (interpretable) maupun “muhkam”. Mereka telah berhasil menemukan hukum bahwa
amal perbuatan manusia mengikuti fleksibilitas ahkamul
khomsah (hukum yang lima )
1.
Bagaimana mungkin seorang Ibu membunuh anaknya atau seorang
anak membunuh orang tuanya ?! Kadang
banyak kaum muslim yang ikut larut dalam acara seremonial kelompok lain hanya
sekedar pemuas nafsu belaka tanpa
berfikir bahwa perbuatan itu layak atau tidak menurut syariat.
Begitulah dahsyat dan hebatnya Iblis mempengaruhi anak Adam
sebagaimana Ia menipu daya Bapak manusia waktu itu. Kesemuanya itu hanyalah untuk merendahkan martabat yang tidak bisa dinalar menurut akal sehat.
***
Allah SWT berfirman;
وَلَا
تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا(26)إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا(
27)
Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara
boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros
itu saudara syaithan , dan syaithan itu adalah sangat ingkar kepada Allah SWT
(QS Al Isra’ [17 ]:26-27)
Tabdzir adalah sikap berlaku boros . Jalalain menfsirkan bahwa tabdzir adalah
بالإنفاق في غير طاعة الله membelanjakan harta bukan di jalan ketaatan kepada Allah SWT 2. Pelakunya disebut mubadzir . Sikap ini dapat kita perhatikan dalam menyambut tahun baru Masehi. Sering kita dapati sikap berlebihan yang
sebenarnya hanyalah sebuah sikap di luar nalar seorang muslim yang
benar. Rasul
menggambarkan sikap tersebut sebagai hasil bujukan syaithan berupa mental “membebek” yang bertujuan untuk
menghilangkan kesadaran kaum muslimin hingga
terbawa ke dalam lobang biawak (lobang
penderitaan , pen).
Rasul
bersada ;
لتركبن سنن من كان
قبلكم شبرا بشبر وذراع بذراع حتي لو أن احدهم دخل جحر ضب
لدخلتم و حتى
لوأحدهم جامع امرأته باطريق لفعلتموه
Sesungguhnya kalian akan mengikuti jalan-jalan orang sebelum kalian, sedikit demi sedikit (sejengkal-demi sejengkal, sehasta demi sehasta) sampai seandainya mereka masuk ke lubang biawak kalian juga akan mengikuti mereka, bahkan kalian akan turut mengerjakan semua urusan mereka di lobang yang sempit. “ (HR Al Hakim dari Ibn Abas dengan sanad shahih) 3
Itulah pesan-pesan yang telah Allah SWT dan Rasulnya ingatkan
kepada kaum muslimin yang seharusnya
menjadi bahan renungan bagi kita semua.
Perhatikanayat berikut!
كُنْتُمْ
خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (QS Ali Imran [3]:110).
Untuk membangkitkan kesadaran ini Allah SWT mewajibkan hamba-Nya agar selalu memohon kepada-Nya setiap kali melaksanakan ibadah sholat,
اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ(6)صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ
الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ(7)
“Tunjukkilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan
orang-orang yang telah Engkau anugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan
mereka yang dimurkai dan bukan jalan mereka yang sesat. (QS Al Fatihah [1]:6-7) .
Semoga uraian singkat ini bermanfaat bagi diri saya dan
pembaca sekalian. Amiin.
وصلّ الله على سيّدنامحمّدٍ وعلى آله و صحبه وسلّم
PUSTAKA
Al Qur’an Karim
1a Al Hayimi, S.A. 1995.
Muhtarul Ahadist. Terjemah
:Mahmud Zaini. Pustaka
Amani. Jakarta. Hal 109
1 Djazuli H.A, Aen Nurol. 2000.
Ushul Fiqh Metodologi Hukum
Islam. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Hal 15-19.
2 Muhamad, Jalaluddin dan
Abdurahman, Jalaluddin. ____. Tafsir Al Qur’anul
Adzim. Jilid
1. Maktab Imam. Surabaya Hal.
230.
3 Imam Suyuti. _______. Al Jaamingush
Shogir. Juz II Maktab Dar Ihya Alkitab
Arabiyah. Indonesia. Hal. 122.
=====
Tidak ada komentar:
Posting Komentar