Terima Kasih Anda Telah Mengunjungi Blog Ini

Blog ini bukan untuk tujuan komersial, bila ada gadget tambahan yang bersifat komersial itu bukan kehendak pemilik blog !

Jumat, 24 Oktober 2014

Makna Kemudahan dalam Menjalankan Agama

by

Budi Wibowo

بسم الله الرّحمان الرّحية

Untuk apa mencari sulit, kalau yang mudah telah tersedia.  Untuk apa merasa lebih benar, jika itu tidak ada dalam Firman dan contoh Rasul_Nya.    Ooo…memang Tuhan Maha pengasih dan penyayang pada hamba_Nya. Seharusnya kita malu jika masih mencari-cari mudah.

***

Allah SWT berfirman :

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.”(QS AL Baqarah [2]:185)

Ayat 185 surat Al Baqarah menggambarkan bahwa Allah SWt tidak menghendaki kesukaran pada hamba_Nya dalam menjalankan  syariat Islam.  Dia telah menganugrahkan agama ini dengan rancangan sedemikian rupa agar  sang hamba tidak merasakan  berat dalam melaksanakannya.  Meskipun demikian  sang hamba tidak boleh memudah-mudahkan.  Pedoman yang digariskan dalam mejalankan syariat itu dinyatakan melalui ayat berikut;

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Hai orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah rasul_Nya, dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (Sunnah), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.  Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(QS An Nisa [4]:59)

Selanjutnya, apa makna yg dapat kita petik dari ayat 185 QS Al Baqarah yang telah disebutkan sebelumnya ?


1.   Allah tidak menghendaki hamba menyekutukan_Nya dan bersifat sombong

Kata “mudah” dan “memudah-mudahkan”  memiliki makna yang sangat berbeda.  Mudah merupakan kata sifat yang artinya perintah-Nya itu bersifat mudah, tetapi kalau memudah-mudahkan di dalamnya mengandung  kesengajaan,  di antaranya adalah meremehkan  sesuatu yang seharusnya tidak boleh diremehkan.

Pada kondisi yang besifat di luar kemampuan sang hamba, Allah SWT memberikan keringanan atau kemudahan, inilah yg dimaksud makna Allah menghendaki kemudahan hamba_Nya, sebagaimana tersebut dalam lanjutan ayat tersebut.

“Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk_Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”(QS Al Baqarah [2]:185)

Pertanyaannya mengapa kita tidak boleh memudah-mudahkan dalam melaksanakan perintah_Nya ?  Ternyata sikap demikian mengandung 2 (dua) unsur penting.

a.    Berkaitan dengan sifat sombong.
b.    Berkaitan dengan penyekutuan terhadap-Nya

Dua unsur tersebut dapat kita rasakan ketika ada sekelompok manusia yang sedang  menjama’ dua sholat dengan alasan kesibukan yang  tidak bisa ditinggalkan.  Misal kesibukan rapat, sehingga mereka  menjama’ sholat.   Tindakan demikian telah memenuhi dua unsur tersebut.

Nabi Ibrahim ketika ditanya mengapa Allah SWT mengangkat dia sebagai kekasih_Nya ?   Dia menjawab , karena  selalu mendahulukan  perintah_Nya.  Jadi seorang hamba harus selalu berpikir atau memusatkan perhatiannya agar terhindar dari sesuatu yang dapat menimbulkan kecemburuan Allah SWT.
  
Rasul bersabda;

االدِّيْنُ يُسْرٌ, وِلَنْ يُشَادَّ الدِّيْنَ أحَدٌ إلاَّ غَلَبَهُ, فسَدِّدُو

Agama itu mudah, tiada seseorang pun yang berupaya untuk memperkerasnya kecuali agama dapat mengalahkannya.  Karena itu, pertengahkanlah sikap kalian.(HR Syaikhan)

Dari sabda Rasul ini kita dapat menarik pelajaran bahwa siapa yang telah memenuhi unsur memudah-mudahkan maka mereka tidak memandang ajaran Allah dan Rasuln_Nya.   Rasul memerintahkan agar umatnya bersikap adil atau tidak melampaui batas dalam menjalankan perintah agama.


2.   Agar hamba  ringan dan gembira  melaksanakan perintah_Nya.

Rasul bersabda;

االدِّيْنُ يُسْرٌ, وِلَنْ يُشَادَّ الدِّيْنَ أحَدٌ إلاَّ غَلَبَهُ, فسَدِّدُوا و قَارِبُوا وَاَبْشِرُوا وَاسْتَعِيْنُوا بِالغُدْوَةِ وَالرَّحَةِ وَشَئٍ مِنَ الدُّلْجَةِ

Agama itu mudah, tiada seseorang pun yang berupaya untuk memperkerasnya kecuali agama dapat mengalahkannya.  Karena itu, pertengahkanlah sikap kalian, dekatkanlah diri kalian dan bergembiralah, serta minta pertolongan kepada_Nya dengan melalui shalat pagi hari, di sore hari dan di malam hari (HR Bukhari).

Puncak pencapain ibadah adalah tatkala seorang hamba merasa gembira melaksanakan perintah_Nya, sikap semacam inilah yang dikehendaki Allah SWT,  karena di dalamnya terkandung  ketulusan.  Rasa tulus/Iklas itu menggambarkan diterimanya ibadah seseorang.

إنَّ اللهَ تَعَالَى لا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا, وَابْتُغِى وجْهُهُ

Sesungguhnya Allah SWT tidak mau menerima amalan seseorang kecuali amalan yang ikhlas karena_Nya, dan diharapkan untuk mendapat pahala_Nya.  (HR Nasai).


وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah SWT dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus.  Dan supaya mereka mendirikan sholat dan manunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS Al bayyinah [98]:5).


3.   Allah menyukai hamba_Nya yang dapat mengambil hikmah makna memudahkan.

Melalui Al Qur’an Allah SWT berpesan ;

 يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal." (Al Baqarah [2]:269)

Tuhan  tidak melihat berapa besar nilai nominal amal yang  dilakukan hamba_Nya, tetapi rutinitas hamba itu dalam beramal yang Ia perhatikan.   Seorang hamba beramal dengan  2000 rp setiap hari, dalam 30 hari akan terkumpul 60 ribu rp.  Amal demikian  lebih disukai Allah SWT daripada mereka yang beramal 60 ribu dalam waktu satu hari.   Mereka yang beramal sedikit demi sedikit (bukan karena rasa pelit)  itu lebih menikmati dan meletakkan Allah SWT pada posisi yang Agung, dibanding beramal sekaligus yang di dalamnya mengandung unsur memudahkan.  Dan biasanya mereka yang suka memudahkan perintah itu irama pengabdiannya (ibadahnya) tidak stabil.

أحَبُّ الاعْمَالِ إلَى اللهِ أَدْوَمُهَا وَاِنْ قَلَّ

Amal yang paling disukai Allah adalah amal yang dilakukan secara terus menerus sekalipun sedikit (HR Syaikhan).

Demikianlah yang dapat saya sampaikan  semoga bermanfaat pada diri saya dan jamaah sekalain.

Untuk apa mencari sulit, kalau yang mudah telah tersedia.  Untuk apa merasa lebih benar, jika itu tidak ada dalam Firman dan contoh Rasul_Nya.    Ooo…memang Tuhan Maha pengasih dan penyayang pada hamba_Nya. Seharusnya kita malu jika masih mencari-cari mudah.

Wallahu ‘alamu bishawabi

***
PUSTAKA

Al Qur’an Karim.
Hasyimi, Sayid Ahmad.  1995.   Mukhtarul Ahadist   An- Nabawiyah.
          (Diterjemah: Mahmud  Zaini). Pustaka Amani.  Jakarta.
           Hal.12,96, 602-603.        
»»  LANJUT...

Selasa, 02 September 2014

Radikalisme dalam Islam

by
Budi Wibowo

سم الله الرّمان الرّحيم
Tetapi manusia sering terjebak pada posisi (maqam) yang salah yang sebenarnya itu adalah maqam Tuhan, kadang ada yang membabi buta mengambil posisi tersebut, padahal Tuhan berfirman;   "Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-in, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu". (QS. Al-Hajj [22] : 17).
***
Dewasa ini mulai tumbuh kelompok Islam ekslusif yang menisbatkan dirinya sebagai kelompok yang benar dan menganggap  umat Islam di luar kelompoknya tidak benar.  
Mereka adalah kelompok yang mengabaikan perjuangan kaum muslimin pada  awal Islam dan perjuangan bangsa Indonesia tatkala merebut kemerdekaannya.  Padahal banyak  kemiripan perjuangan awal Islam (berdirinya negara Madinah) dengan berdirinya negara kestuan RI.  Yakni kedua Negara ini berdiri di atas pluralitas yang tinggi, tetapi berkat Ruh Islam yang menjadi pegangannya terciptalah Negara Madinah yang damai di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW.  Ruh Islam itu termaktup dalam Piagam Madinah yang ditetapkan oleh Rasulullah SAW.   Sukarno pernah mengatakan bahwa negeri ini bukan negara agama, tetapi negara ideal menurut Soekarno adalah negara yang ”api” dan ”semangat” Islamnya terwujud dalam kerbijaksanaan dan tercermin dalam kehidupan rakyatnya.1   Pandangan ini  persis  Negara Madinah adalah  negara bangsa bukan sebagai negara Islam, meski kepala negaranya adalah Utusan Allah SWT. 

Maka ketika terjadi penghalalan segala cara yang dilakukan oleh kelompok  eksklusif  gerakan demikian tidak senafas dengan  semangat bernegara yang telah dicontohkan Rasulullah SAW.   Islam tidak mentolerir umatnya yang melakukan pelanggaran hak sesama manusia yang lima, sebagaimana telah ditemukan Imam Gozali dari ajaran Allah dan Rasulnya, yakni pelanggaran hak yang berkaitan dengan agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta milik. 2.    Allah SWT memerintahkan negara untuk mencegah kegiatan demikian, sebagaiman termaktub dalam QS Al Hujurat [49]:9.

وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ 
الْمُقْسِطِينَ

Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya.  Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali, kepada perintah Allah; Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antar keduanya dengan adil dan berlaku adillah.  Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil (QS Al Hujurat [49]:9).


Watak Seorang Muslim

Sebagai seorang muslim kita harus  menyadari sepenuhnya bahwa
watak seorang muslim itu yang pertama adalah mengedepankan sikap penabur kasih sayang pada seluruh makhluk di atas jagad raya ini.
وَماَ أرْسَلناك إلا رحمة للعالمين

Dan tidaklah kami utus engkau (Muhammad) kecuali untuk (menaburkan) kasih sayang bagi seluruh alam.” (Al Ambiya : 21; 107).

Yang kedua, kesadaran adanya pluralitas yang telah menjadi kehendak Allah SWT, sebagai konskwensi sikap penabur kasih sayang tersebut.       

يَآٰيُّهَا ألنَّاسُ إنَّا خَلَقْنَٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُۆاْ


“Wahai manusia sesungguhnya kami menciptakanmu dari seorang laki-laki dan perempuan, dan kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.“ (Al Hujurat[49]:13)

Yang ketiga,  untuk menciptakan keindahan dalam pluralitas itu perlu adanya penjagaan,  sebab itu diperlukan perjanjian antar manusia, sebagaimana perintah Allah SWT dalam Al Imran [3] : 112;

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ

”Mereka itu diliputi kehinaan dimanapun mereka berada, kecuali mereka berpegang pada tali(agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia.”( Al Imran [3] : 112).

Yang keempat, selain diperlukan perjanjian yang mengikat yang terjadi antar golongan, juga diperlukan perjanjian yang terjadi di dalam golongan itu sendiri. Golongan yang benar adalah golongan yang berpegang pada tali Allah SWT (Al Qur’an dan Assunnah).

إٍلاَّ بِحَبْلٍ مِّنَ أللهِ

Kecuali mereka (yg) berpegang pada tali (agama) Allah SWT ( Al Imran [3] : 112).


Ayat-ayat di atas merupakan pedoman global  bagi seorang muslim  berpagang pada perintah Allah SWT.   Iman Gozali ra meringkas menjadi 5 (lima) hal  pokok pegangan tujuan (syariah) penciptaan  manusia di muka bumi ini, yakni memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta milik.     Maka jika terjadi  kelompok atau sempalan  muslimin  yang tidak memenuhi  syariat yang  5 (lima) itu mereka bukan sebagai kelompok orang Islam (muslim) yang benar.


Sikap-sikap Kelompok Muslim yang menyimpang

1.       Menuduh Kafir sesama Muslim

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا

“Dan orang-orang yang menyakiti orang mukminin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka itu telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS Al Ahzab [33]:58).

لاَ يَرْمِى رَجُلٌ رَجُلاً بِالفِسْقِ اَوِالكُفْرِ اِلاَّ ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ
اِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذَلِكَ

“Seseorang yang melempar tuduhan (mengatakan) kepada orang lain dengan sebutan fasik atau kafir, pasti ucapan itu berbalik kepadanya, apabila temannya (yang dituduh) tidaklah demikian.  (HR Bukhori ).3

مَنْ دَعَارَجُلاً بِالْكُفْرِ أَوْ قَالَ عَدُوَّ الله وَلَيْسَ كَذَلِكَ إِلاَّ حَارَ عَلَيْهِ

Barangsiapa memanggil seseorang dengan kata:”Kafir”, atau dengan kata :”Musuh Allah”, padahal (yang dipanggil) tidak seperti itu, maka (panggilan itu) terpulang kepada dirinya sendiri.”(HR Bukhari dan Muslim).*)

2.       Membunuh Sesama  Muslim 

وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤمِنًا ُمَتَعِمدًا فَجَزَاُؤهُ جَهَنَّمَ خَاِلدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللهُ عَلَيهِ وَلَعَنَهُ وَأعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

“Dan barang siapa yang membunuh seorang mu’min dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan adzab yang besar baginya.“ (An Nisa :4:93)
   
  Hadist Nabi SAW


لَزَوَالُ الدُّنْيا أَهْوَنَ عِنْدَ اللهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلِ مُسْلِمٍ


Sungguh lenyapnya dunia itu bagi Allah lebih ringan dari dibunuhnya seorang muslim (HR Turmiz dan An-Nasai, dari Ibn Umar, shahih)4

 
3.       Membunuh Kafir Mu’ahad

Kafir mu’ahad ialah orang kafir yang menjadi perwakilan di negara Muslim dan orang asing yang masuk negara muslim dengan menggunakan visa, termasuk dalam hitungan kafir Mua’had adalah kafir dzimi ( orang kafir yang hidup damai di negeri muslim).  Sebagaimana Nabi bersabda;

مَن قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الجَنَّةِ وَ إنَّ رِيْحَهَا تُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ أرْبَعِيْنَ عَاماً

Barang siapa membunuh (kafir) mu’ahad dia tidak akan mendapat baunya syurga, padahal baunya bisa di dapat (tercium) dari jarak perjalanan 40 tahun “ (HR Ahmad, Abu Daud, Nasaa’I, dari Abu Bakar, shohih)5.


َولاَ تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَمَ اللهُ إلاَّ بِالحَقِ

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.“ (Al- Isra :33)

***
Tetapi manusia sering terjebak pada posisi (maqam) yang salah yang sebenarnya itu adalah maqam Tuhan, kadang ada yang membabi buta mengambil posisi tersebut, padahal Tuhan berfirman;
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئِينَ وَالنَّصَارَى وَالْمَجُوسَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا إِنَّ اللَّهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

"Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-in, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat.  Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu". (QS. Al-Hajj [22] : 17).

Demikian Khutbah singkat ini semoga dpat menjadi pelajaran utamanya bagi para pemuda generasi bangsa.  Agar waspada tidak terjerumus ke dalam penerapan agama yg salah dalam berbangsa dan bernegara.  

Wallahu  ‘alamu bishawabi.


PUSTAKA

Al Qur'an Karim
1  Pagar. 2004.    Islam dan Negara di Indonesia (Kajian Historis atas
       Munculnya In-telektualisme dan Aktivisme Muslim Indonesia).
        In Syariat Islam di   Indone-sia.    Aktualisasi Ajaran dalam
        Dimensi Ekonomi, Politik, dan Hukum  Editor: Iqbal, M. CV
        Misaka Galiza. Jakarta. Hal 225.

3  Imam Nawawi.  2004 M/1425H.  Riyadush Shaalihin.
         Dar Al-Kotob Al-Ilmiah.  Beyrouth.  Lebanon.  Cet. VI.
         Hal. 319.

2  Effendi, Djohan. 2010. Pembaharuan Tanpa   Membongkar
        Tradisi. PT Kompas  Media   Nusantara. Jakarta. Hal. 196

4 
Imam Suyuti. _______. Al Jaami’ush Shogir.  Maktab
            Dar Ihya AlKitab Arabiyah.  Juz 2.   Indonesia.  Hal. 123

5  Imam Suyuti. _______. Al Jaami’ush Shogir.  Maktab
            Dar Ihya Al-Kitab Arabiyah.  Juz 2.   Indonesia.  Hal. 177.


_____ 
Materi khutbah jum'at 29 Agt '14, di salah satu msjd. di Bandarlampun.





»»  LANJUT...

Senin, 18 Agustus 2014

Khutbah Idhul Fitri : BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

(KUTBAH ‘IDUL FITRI 29 Juli 2014 M/1935  
By
Budi Wibowo

بسم الله الرحّمان الرّحيم 
الله اكبر( 9x )   ولله الحمد


اَلحَمْدُ لِلّهِ الَّذِىَ انْزَلَ شَهْرَ رَمَضاَنَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

اَشْهَدُ اَنْ  لاَ الَهَ الاَّ اللهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَلَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى محمّد عَبْدِكَ وَ رَسُولِكَ وَعَلَى آَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ: أَمَّابَعْدُ


فَيَا اَيُّهَ المُحَضِرُوْنَ : اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَ اَنْتُمْ مُسْلِمُوْن

قَالَ الله تَعَلَي فِي الكِابِ الكَارِمِ:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا

صَدَّقَ اللهُ الْعَظِمَ وَ صَدَّقَ رَسُوْلُ اللهِ الْكَرِمَ

Jamah ‘idul fitri yang dimuliakan Allah,
Puji syukur mari kita panjatkan kehadiran Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat kepada kita dengan diturunkannya Alqur’an kepada kita sebagai petunjuk dan pembeda antara yang hak dan batil

Salam dan sholawat mari kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad berserta keluarga sahabat dan para pengikutnya.

Allah swt berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا


“Dan kami wasiatkan kepada manusia untuk bergaul dengan kedua orang tuanya
dengan baik” (Al AnKabut:8).

Oleh karena itu judul kutbah yang akan saya bawakan pada pagi hari ini adalah:

BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

Allahu Akbar 3x Walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi

Dalam kitab suci Alqur’an sering kita temui Allah meyebut eksistensi dirinya dengan kata “kami”, yang dalam bahasa kita berarti Dia bersama yang lainnya.

Jamaah ‘Id rahimaukumallahi
Menurut para mufasir Allah menggunakan istilah “kami” dalam Alqur’an tersebut karena ia hendak  memuliakan atau mengangkat derajat makhluk-Nya yang ia manfaatkan sebagai perantara, sebagai misal pemakaian kata tersebut adalah dalam penciptaan manusia. 

Siapa yang Ia muliakan dalam hal ini? Tentu  yang menjadi perantara lahirnya manusia yaitu Ayah dan Ibu kita.  Maka dari itu Allah berfirman dalam surat Al An kabut ayat 8:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا

“Dan kami wasiatkan kepada manusia untuk bergaul dengan kedua orang tuanya dengan baik” (Al AnKabut:8).

Allahu Akbar 3x  Walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimakumallahi

Dengan perantara kedua orang tua itulah Allah menurunkan rahmatNya atau kasih sayang-Nya kepada kita.  Sembilan bulan Ibu mengandung kita, penuh dengan kasih sayang dan do’a, meskipun kita masih dalam kandungan, ia bela  demi keselamatan kita dengan segenap harta dan tenaga,  penuh dengan kepayahan untuk kelahiran kita.   Inilah sebenarnya rahmat Allah yang dicurahkan kepada kita melalui ibu dan bapak kita, maka dari itu pada ayat lain  Allah memperingatkan kita dengan firman-Nya:

 وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya, di mana ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.  Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. (Luqman: 14).


Allahu Akbar 3x  Walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi

Jerit tangis kelahiran kita disambut penuh suka cita oleh orang tua kita,  Ibu begitu sayang kepada kita, kita  disuapinya  karena kita belum bisa makan sendiri, ia bersihkan kotoran kita karena kita belum bisa bersuci sendiri, ia selimuti kita agar kita tidak kedinginan bahkan kita selalu dalam dekapannya ketika badan kita panas karena sakit, iapun ikut merintih sedih ketika kita merintih kesakitan.
Namun ketika kita senyum tertawa seluruh bumi dan seisinya seakan juga ikut tertawa, begitulah sambutan kepada seorang hamba yang masih suci.

Siti Aisyah r.a pernah ditamui seorang wanita yang kelaparan dengan membawa dua anaknya,  yang satu dalam gendongan ibunya.  Aisyah hanya memiliki 3 (tiga) biji kurma kemudian ia berikan kurma tersebut kepada mereka, oleh sang ibu  kurma itu dibagi kepada dua anaknya dan satu adalah bagian ibu itu sendiri
Tidak hendak ibu itu memakan kurma bagiannya. 

Setelah anak-anaknya menghabiskan kurma, anak-anak itu melihat ibunya, tidak tahan melihat anaknya yang masih menginginkan makanan, maka kurma bagiannya dibagikan kepada kedua anaknya.  Si Ibu memilih tidak makan kurma sama sekali.

Allahu Akbar 3x Walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi

Maka dari itu ketika Nabi ditanya oleh seorang lelaki:”Siapakah yang paling berhak aku pergauli dengan baik?” Rasulullah menjawab:”Ibumu!”,” Lalu siapa?” Rasulullah menjawab:” Ibumu!”," Lalu siapa ?” Rasulullah menjawab :” Ibumu!” Sekali lagi orang itu bertanya :”Kemudian siapa?” Rasulullah menjawab :”Bapakmu?” (HR Bukhori dan Muslim).

Demikian Rasul mengajarkan kita untuk lebih memuliakan Ibu kita.  Artinya begitu besar peran seorang ibu sebagai perantara turunnya rahmat Allah swt kepada kita, bahkan dalam sebuah teori menyebutkan bahwa peradaban manusia itu diawali oleh peran wanita sebagai seorang ibu pada waktu itu.  Teori tersebut mengungkapkan bahwa:

Ketika peradaban pertanian belum terbentuk, laki-laki berperan sebagai pencari makanan dengan melakukan perburuan, sedang wanita berdiam digoa-goa untuk merawat anaknya.  Suatu saat anak menangis kelaparan sedang laki-laki tidak berada di tempat.  Kebingungan seorang ibu terpecahkan setelah ia melihat adanya bekas umbi-umbian yang berserakan  di sekitar gua itu tumbuh kembali, kemudian diambilah umbi-umbian itu untuk menutupi rasa lapar anaknya. Dari situ kemudian timbul pemikiran bagi ibu itu untuk menanam umbi-umbi tersebut di sekitar goa.  Maka sejak itu terbentuklah peradaban pertanian.

Allahu Akbar 3x Walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi

Maka dari itu ketika  ada seorang hamba yang durhaka kepada kedua orang tuanya  Allah SWT ikut murka, Rasul bersabda:

فَمَنْ اَرْضَي وَالِدَيْهِ فَقَدْ اَرْضَي خَالِقَهُ وَمَنْ اَسْخَطْ وَالِدَيْه فَقَد اَسْخَطْ خَالِقَهُ

“Maka barang siapa meridhakan dua orang tuanya,maka sungguh dia telah meridhakan  Penciptanya, dan barang siapa memurkakan dua orang tuanya, maka dia sungguh telah memurkakan Penciptanya” (Tambihul Ghofilin).     

Bahkan rasul bersabda durhaka terhadap orang tua itu merupakan salah satu dari 3 dosa besar.  Bersabda Rasulullah SAW

اَلاَ أُنْبِئُكُمْ بِأَكْبَرِ الكَبَائِرِ

“Apakah kalian mau kuberitahukan mengenai dosa yang paling besar?”
Para sahabat menjawab:”Benar wahai Rasulullah”: Beliau lalu Rasul bersabda:

ألاِشْرَاكُ بِااللهِ وَ عُقُوقُ الوَالِدَيْنِ   وَ قَوْلُ الزُّوْرِ

“Mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua dan ucapan (sumpah) palsu.”(HR Bukhori)

Allahu Akbar 3x Walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi

Setiap orang tua menghendaki anaknya menjadi orang yang sholeh, namun banyak sekali anak manusia yang tidak menyadari kehendak orang tua tersebut:

-          Bagi mereka yang masih dalam bimbingannya ibu dan ayah mereka menginginkan anaknya menjadi anak yang pandai di sekolah, rajin ibadah tekun belajar agama.

-          Bagi mereka yang telah berumah tangga ibu dan ayah mengharapkan menjadi pemimpin dalam kebajikkan dalam rumah tangga dan masyarakatnya.

Pendek kata Ayah dan ibu menginginkan anaknya menjadi anak yang sholeh.

Allahu Akbar 3x  walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi

Namun sekarang banyak sekali anak manusia yang menyayat-nyayat hati kedua orang tua mereka baik ketika orang tua mereka masih hidup di dunia maupun pada saat keduanya telah berada di alam kubur.

Banyak di kalang anak muda yang  membiasakan  meminum-minuman keras, merokok sebagai  latihan untuk menghirup narkoba, selalu berjingkrak ria tidak pernah berpikir masa depan, padahal kebahagian orang tua itu berada pada kedewasaan mereka.  Mari kita perhatikan Firman Allah SWT berikut;

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (Al Hysr:18)

Allahu Akbar 3x  walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi

Demikian pula bagi kalangan kaum dewasa yang telah berumah tangga.   Banyak di antara mereka yang pandai berteori membolak balikan logika,  mencampur adukkan antara yang hak dan yang batil, demi meraih harta, kedudukan dan gengsi di hadapan manusia.

Berdagang penuh dengan tipuan,  memanfaatkan uang negara untuk mencapai kedudukan, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai kepuasan yang sesaat.  Apakah mereka tidak menyaadari bahwa’

Sesuap makanan yang haram masuk kedalam badan menyebabkan do’a tidak diterima selama 40 hari. Mereka mestinya berpikir berapa banyak barang yang mereka kuasai yang menyebabkan batalnya do’a; 

Bila do’a kita selalu tertolak maka orang tua yang berada di alam sana tidak pernah siram siram kesejukan,  padahal hanya itulah yang diharapkan oleh mereka.  Ini berarti bahwa kita secara tidak langsung telah mendurhakai kedua orang kita sendiri.

Inilah tanda bagi mereka yang semakin tinggi jabatan, memanfaatkan jabatannya itu untuk selingkuh, dusta dan korup.  Na’udzubilahimin dzalik.
Ini menggambarkan bahwa  semakin tambahah usia semakain tambah pula kebodohannya.    Allah SWT tidak mengampuni orang yang demikian kecuali bertobat.   Mari kita perhatikan Firman Allah SWT berikut:

إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا ثُمَّ ءَامَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ سَبِيلًا

Sesungguhnya orang yang beriman kemudian mereka kafir kemudian beriman kemudian kafir dan bertambah kekafirannya, sekali-kali Allah tidak akan mengampuni mereka dan tidak akan memberi petunjuk kepada mereka. "(An Nisa: 137)

Allahu Akbar 3x walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi

Allah SWT masih sayang kepada kita Ia selalu menghendaki agar hambanya dapat menikmati seluruh rahmat-Nya di akhirat kelak.  Setiap  tahun kita diseru untuk berpuasa di bulan romadhan, dengan tujuan agar kita mampu mengendalikan napsu yang mudah terpancing berbuat kebejatan, dengan cara mengekang dengan paksa untuk tidak makan dan minum,  tidak berkata kotor, tidak mendengar yang tidak baik, dan menjauhkan lintasan pikiran dari hal-hal yang jorok.

Pemaksaan semua itu bagaikan pembakaran jiwa, agar  kuman-kuman pembawa penyakit kebejatan moral yang melekat pada diri kita musnah terbakar.  Oleh karena itu selain mengandung makna “pengendalian” shoum atau puasa juga mengandung makna  “pembakaran.”  Semoga puasa kita pada hari-hari kemarin diterima di sisi Allah swt.

Allahu Akbar 3x walillahilhamd
Jamaah ‘Id rahimaukumallahi

Hari ini kita bersimpuh dihadapan Allah.  Hari ini tidak ada kaum muslim yang menjerit kelaparan, hari ini para malaikat menyambut gembira kehadiran di pintu depan rumah kita ,di jalan-jalan, di gang-gang dan di pintu2 masjid sambil memohon ampunan untuk kita,  sementara kita bertakbir mengaggungkan nama Allah.
Allahu Akbar 3x  Wa lillahilhamd.

Seharusnya kita sadar sepenuhnya bahwa hari ini adalah awal dari dari perjalanan kita untuk mengarahkan langkah  ke jalan yang lurus, bertekad untuk tidak mengulangi kebengkokan yang telah kita buat pada hari-hari kemarin. 

Ke depan,
Mari kita makmurkan masjid kita ini dengan sholat berjamaan.   Seharusnya kita merasa malu mengapa masjid yang megah ini hanya kita ramaikan di bulan puasa saja di hari2 lain kita tinggalkan sepi.

Ke depan
Mari kita tunaikan zakat dan perbanyak sedekah untuk menggangkat saudara-saudara kita yang fakir dan miskin,

Seharusnya kita merasa malu mengapa tidak menyegerakan sedekah dan menunaikan ibadah haji, padahal  Allah telah memberikan rezeki yang melimpah kepada.

Rasul bersabda bahwa orang yang cerdas adalah orang yang berpikir untuk menyambut kematian.
Untuk menyambut kematian yang sudah pasti itu bekal apa yang sudah kita persiapkan?   Mungkin besuk kita akan meninggal.

Oleh karena itu mulai hari ini mari kita tinggalkan,
kebodohan, kekenyolan, kemubadziran dan kepura-puraan yang menyesatkan. 

Mari kita pelihara perolehan yang kita dapat di bulan puasa kemarin untuk meningkatkan kwalitas hidup kita, sehingga kita termasuk golongan orang yang cerdas di hadapan Allah swt.  Amiin.

Semoga kita masih diberi kesempatan bertemu dengan bulan ramadhan yang akan datang.  Amiin.

بَارَكَ اللهُ لِئ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْ اَنِ الْعَظِمَ
وَنَفَعَنِئ وَ أِيَكُم بِا لاَيَاتِ وَالْذِّكْرِ الْحَكِيْمَ
وَ قُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَ اَنْتَ خَيْرٌ الَّحِمِيْنَ

Kutbah II
Allahu Akabar 7 x

الحَمْدُ لِلَّهِ الّذِى أمَرَنَا بِالإتِّخَادِ وَلإعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ ألمَتيْنِ
 أ شْهَدُ انْ لآإلٰهَ ألاّ ألله واشْهَدُ انَّ مُحَمّداً عَبْدُهُ ورَسُولُهُ
اللهمَّ صَلِّ وسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَ عَلَى آلِهِ و اصْحَبِهِ أجْمَعِيْنَ
أمَا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَاللهِ آتّقُو الله مَا اسْتَطَعْتُمْ وَ سَا رِعُ إلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ العَالَمِيْنَ   : واَعْلَمُوا انّ الله سُبْحٰهُ وَتَعالَى أمَرَكُمْ بِامْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ و ثَنَّى بِمَلآ ءِكَتِهِ المُسَبِّحَةِ بِقُدْسسِهِ, فَقَالَ تَعَالَى فِى القُرْآنِ العَاظيْمِ :

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
  
أللهمّ صَلِّ وسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدٍ المُرْسَلِيْنَ , وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ وَقَرَبَتِهِ وَأزْواَجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ اجْمَعِيْنَ.  وارْضَاللهُمَّ عَلَى اَرْبَعَةِ الخُلَفَاءِ الرَّاسِدِيْنَ
سَيِّدِنَا اَبِى بَكْرٍ و عُمَرَ و َ عُشْمَانَ و عَلِىِّ,  و عَلَى بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ والّتَابِعِيْنَ
وتَابِعِ التَّابِعِيْنَ,  وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ إلى يَوْمِ الدِّينَ,  و عَلَيْنَا يَا اَرْحَمَ رَاحِمِيْنَ

YA ALLAH
PAGI INI HAMBAMU YANG HINA INI BERSIMPUH DI HADAPANMU, MEMOHON SECERCAH AMPUNANMU

KARENA TELAH LAMA HAMBAMU INI MENINGGALKANMU,
MENINGALKAN ORANG TUA,
MENGHINDAR DARI APA YANG DIIDAMKAN MEREKA.

YA ALLAH
DENGAN PENUH KESEDIHAN DAN PENYESALAN YANG MENDALAM   AMPUNILAH  KAMI DAN  AMPUNILAH KEDUANYA,
HAPUSKANLAH SEGALA KESALAHANNYA ,
SAMPAIKAN SALAM KAMI KEPADA MEREKA..
YA ROB,
MOHONKAN MAAF KEPADA MEREKA ,
ATAS KEDURHAKAAN KAMI YANG TELAH KAMI PERBUAT TERHADAP MEREKA  :

KETIKA KAMI MASIH REMAJA
SERING KAMI MENGHINDAR APABILA DISURUH

KETIKA KAMI TELAH BERUMAH TANGGA
JARANG MENJENGUK MEREKA

DAN KETIKA SANAK FAMILI
MENGABARKAN  MEREKA SAKIT
KAMI TIDAK BERADA DI SISINYA.

    YA ROB.. MAAFKANLAH HAMBAMU INI,
SEBAGAI  SEORANG ANAK YANG DURHAKA PADA      KEDUANYA,
BAHKAN KETIKA MEREKA MENGHEMBUSKAN
NAFAS YANG TERAKHIR
KAMI TIDAK BERADA DI SISI MEREKA
KALAU TOH BERADA DI SISI MEREKA
KAMI TIDAK MAMPU BERBUAT APA-APA
HILANG SEGALA DAYA
MATA HANYA MENATAP SEDIH.
LIDAH INI KELU TIDAK MAMPU MENGELUARKAN SEPATAH KATA

KAMI HANYA TERDUDUK DIAM DI SISI MEREKA
KETIKA ENGKAU CABUT NYAWA MEREKA
KAMI HANYA MENANGIS TERSEDU DI SAMPING JASAD MEREKA

YA  ALLAH  AMPUNILAH HAMBAMU YANG PENUH DOSA INI !
KAMI TERINGAT SEGALA KEDURHAKAAN  YANG KAMI PERBUAT  KEPADA MEREKA,
PADA HAL KETIKA MEREKA MURKA, ENGKAU TAHU DAN TENTUNYA ENGKAU IKUT MURKA ...

YA  ROB
AMPUNILAH KAMI,
JADIKANLAH PUASA KAMI KEMARIN SEBAGAI PENEBUS SEBAGIAN DOSA KAMI,

YA ROB,
HANYA KEPADAMULAH TEMPAT KAMI MENUMPAHKAN
SEGALA PENYESALAN.
SEKALI LAGI APUNILAH ORANG TUA KAMI,
KASIH SAYAMGILAH MEREKA SEBAGAIMANA MEREKA MENUMPAHKAN KASIH SAYANGNYA KEPADA KAMI PADA SAAT KAMI MASIH KECIL

YA ROB..
DENGARKAN RINTIHAN HAMBAMU DI PAGI INI,
HAMBA YANG TELAH MENUNAIKAN KEWAJIBAN PUASA YANG ENGKAU TENTUKAN…

YA. ROB
JAGALAH DIRI KAMI DAN KELUARGA KAMI..
HINDARKAN LAH KAMI DARI API NERAKAMU

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

WASHOLALLAHU NGALA SAIDINA MUHAMMADIN WA ‘ALA ALIHI WA ASHABIHI AJMAIN

WAL HAMDULILLAHI RABBIL ‘ALAMIN.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.


»»  LANJUT...