Terima Kasih Anda Telah Mengunjungi Blog Ini

Blog ini bukan untuk tujuan komersial, bila ada gadget tambahan yang bersifat komersial itu bukan kehendak pemilik blog !

Senin, 10 Agustus 2015

Yang Hilang

by
Budi Wibowo

بسم الله الرّحمان الرّ حيم

Pernahkah Anda merasakan kehilangan sesuatu ? Sesuatu itu bukan benda,bukan jabatan dan bukan harga diri.  Sesuatu itu adalah kondisi segenap jiwa raga kita yang pernah merasakan total  menghadap Allah SWT saat sholat, kadang hingga  menitikkan air mata.  Apakah keadaan yang pernah kita alami tersebut sering terulang dan terulang kembali ?  Mungkin saat bulan Romadhon kemarin hal demikian itu terulang atau bahkan mungkin sama sekali tidak pernah terulang hingga kini atau bahkan Anda tidak pernah mengalami hal seperti itu.

Kondisi yang hilang tersebut menandakan sempurnanya kita berkomunikasi dengan Allah SWT dan hilangnya kondisi tersebut menandakan tidak sempurnanya komunikasi kita dengan Allah SWt.  Mengapa bisa terjadi demikian ?   Hilangnya kondisi itu disebabkan adanya hijab, kabut atau penghalang yang menghalangi mata hati kita kepada Allah SWt. 

Hijab  sebenarnya adalah sesuatu (makhluk), bisa jadi dia adalah  wujud  materiil dan bisa jadi wujud non material.  Ketertarikan akan hijab itu menghilangkan kesadaran kita akan Allah SWt.   Semakin kita tertarik semakin kuat hijab itu melenakan kita sehingga terasa sangat berat menghadirkan jiwa raga bertemu dengan-Nya laksana bungkus yang menyekap seluruh raga.

Dalam wujud memang kita sedang melaksanakan ibadah sholat tetapi dalam kenyataan kita tidak pernah hadir di hadapan-Nya.  Kondisi inilah yang menentukan kwalitas manusia di hadapan-Nya, maka tidak heran jika yang pertama dihisab pada yaumul akhir nanti adalah kwalitas sholat kita di hadapan-Nya.

أوّل ما يحاسب به العبد يوم القيامة صلاته فان كان أتمها كتبت له تامة

Yang pertama dihisab (dilihat) pada seorang hamba di hari kiyamat adalah sholatnya, jika sempurna sholatnya maka ditetapkan baginya  sempurna (amal yang lainnya). (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Al Hakim dengan sanad shohih)1    
 
Kwalitas sholat menunjukkan seberapa pandai seseorang menangkap cahaya hidayah, cahaya akan terpancar di lingkungan seseorang.  Bila sholatnya sempurna maka pancaran yang keluar adalah baik,  sinyalemen demikian dapat kita tangkap dari Firman Allah Swt berikut;  

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

Sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar. (QS Al Ankaabut [29]:45)

Maka tingkah laku seseorang menggambarkan kwalitas sholatnya.   Jadi, sholat sebenarnya perintah melatih seorang hamba berkomunikasi sempurna dengan Robnya,  ketika seseorang telah melaksanakan sholat tetapi dalam realita masih melakukan pengingkaran  perintah-Nya, menggambarkan ada suatu yang hilang dalam dirinya.
وصلّ الله على سيّدنامحمّدٍ وعلى آله و صحبه وسلّم
WaAllahu ‘alamu bishawabi.

Pustaka
Al Qur’an Karim
1  Suyuti. _______. Al Jaami’ush Shogir.  Maktab
            Dar Ihya AlKitab Arabiyah.  Juz 1.   Indonesia.  Hal. 113

Tidak ada komentar:

Posting Komentar