by
Budi Wibowo *)
سم الله الرّمان الرّحيم
Di antara kaum
muslim ada segolongan orang yang keimanannya mudah goyah, sehingga mudah sekali
mereka terpengaruh oleh provokasi-provokasi yang menyesatkan. Sinyalemen ini telah disampaikan Allah SWT
dalam Al Qur’an
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ
Dan
Jika engkau bertanya kepada mereka, “Siapakah yang telah menciptakan langit dan
bumi dan menunudukkan matahari dan bulan?” Pasti mereka akan menjawab “Allah”,
maka mengapa mereka bisa dipalingkan?” (QS. Al
Ankabut [29]:61)
Mengapa
mereka mudah dipalingkan ?
1. Orientasi Hidup Keduniaan
Mereka
mudah dipalingkan karena menempatkan prinsip hidup yang terbalik atau tidak
Islami, yakni lebih mengedapankan kehidupan dunia dari pada kehidupan ukhrawi. Padahal Allah SWt mengajarkan, prinsip hidup
sbb;
وَابْتَغِ
فِيمَا ءَاتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
Dan carilah
pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat.
Dan dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu (kenikmatan) dunia. (QS. Al
Qashash [28]:77).
Jadi
setiap melangkah dalam mencari kebutuhan
dan kenikmatan dunia ini harus selalu mendahulukan orientasi kehidupan akhirat
bukan sebaliknya. Demikian Allah SWt
mengajari kita, sehingga setiap langkah yang dikerjakan mengandung nilai
ibadah.
2. Enggan Mempelajari atau Memperhatikan
Firman-firman Allah SWt.
Ayat
berikut sering digunakan oleh orang-orang
yang berada di luar Islam, seakan Al-Qur’an mengajarkan pada penganutnya bahwa semua agama
itu benar.
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَالَّذِينَ
هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ ءَامَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا
هُمْ يَحْزَنُونَ
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi,
orang-orang Nasrani dan orang-orang Sabi’in, siapa saja di antara mereka yang
benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal shaleh, mereka akan
mendapat pahala dari Rabb mereka, tidak ada kekhawatiran bagi mereka dan tidak
pula mereka bersedih hati ( QS Al Baqarah [2]:62).
Ayat
tersebut seakan membenarkan bahwa agama
Yahudi, Nasrani dan Sabi’in yang ada sekarang ini benar. Mereka bependapat bahwa setiap individu hanya berkewajiban Iman kepada
Allah Swt, melaksanakan amal shaleh dan percaya adanya hari akhir, seolah menafikan syariat atau aturan yang harus
dilaksanakan menurut ajaran Islam. Padahal Yahudi
dan Nasrani yang dimaksud dalam konteks ayat tersebut adalah kaum Nasrani dan Yahudi yang mengikuti
petunjuk Rasul pada zamannya, sedangkan yang dimaksud Sabi’in adalah suatu kaum yang tidak memeluk agama Yahudi,
Nasrani bukan pula Majusi dan bukan pula Musrikin, mereka adalah kaum yang masih
berada dalam fitrah mereka dan tidak ada agama tertentu yang dianut, mereka adalah
golongan yang mana dakwah seorang nabi tidak sampai kepada mereka.
Memang benar bahwa inti dari
ayat tersebut menerangkan bahwa setiap individu hanya berkewajiban iman kepada Allah Swt, melaksanakan amal
shaleh dan percaya adanya hari akhir. Tetapi keimanan dan amal sholeh yang dimaksud
harus dalam bingkai Al Qur’an dan Sunnah. Allah
melarang membenarkan Agama Nasrani dan Yahudi yang ada sekarang sebab ajaran
keimanan kedua agama tersebut telah keluar dari bingkai Al Qur’an dan Sunnah. Kita perhatiakan ayat berikut;
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ
اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَابَنِي إِسْرَائِيلَ
اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ
اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguh Allah ialah Al Masih putera
Maryam.”, padahal Al Masih sendiri berkata:” Hai Bani Israil sembahlah Allah
Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang
yang mempersekutukan Allah, maka Allah pasti mengharamkan kepadanya syurga, dan
tempatnya ialah neraka, tidak ada bagi orang-orang dzalim itu seorang
penolongpun. (QS Al Maidah [5]:72).
وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ
النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ
Dan
orang-orang Yahudi berkata “Uzair putra
Allah,” dan orang-orang Nasrani berkata ;”Al Masih putra Allah.” Itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka. (Ataubah [9]:30)
Sehingga pada ayat lain
Allah SWt menegaskan;
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ
دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barang
siapa yang mencari agama selain Islam. Maka sekali-kali tidaklah akan diterima
agama itu darinya, dan di akherat termasuk orang-orang yang merugi”. (QS Ali
Imran [3]:85).
Jadi
setelah kita telusuri banyak kaum muslimin yang tersesat karena kurangnya
informasi yang diperoleh atau boleh jadi mereka enggan mengaji atau mendalami
agama yang dianutnya.
Hikmah Iman pada Allah dan Hari Akhir.
Pokok
perintah iman kepada Allah dan hari akhir adalah jangan sampai hamba terjerumus
dalam penyekutuan Allah SWt dengan makhluk dan agar manusia mempersiapkan bekal di hari akhir
atau kehidupan akhirat kelak, sebagaimana Allah SWt berfirman;
Allah
SWt berfirman
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Wahai
orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esuk (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. ( QS Al Hasyr [59]:18).
Jadi
dengan cukup menekankan berpegang kuat iman kepada Allah dan hari akhir seorang
hamba seharusnya secara otomatis
melaksanakan syariat atau aturan
agama yang diperintahkan dengan penuh ketelitian dan semangat dalam setiap
langkah yang dilakukan.
وصلّ
الله على سيّدنامحمّدٍ وعلى آله و صحبه وسلّم
Wallahu
‘alamu bishawabi
Semoga
bermanfaat.
بَارَكَ اللهُ لِئ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْ اَنِ الْعَظِمَ
وَنَفَعَنِئ وَ أِيَكُم بِا لاَيَاتِ وَالْذِّكْرِ الْحَكِيْمَ
وَ قُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَ اَنْتَ خَيْرٌ الَّحِمِيْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar