Terima Kasih Anda Telah Mengunjungi Blog Ini

Blog ini bukan untuk tujuan komersial, bila ada gadget tambahan yang bersifat komersial itu bukan kehendak pemilik blog !

Rabu, 27 September 2017

Rahmat Allah itu Mendahului Murkanya



Rahmat Allah itu Mendahului Murkanya

By
Budi Wibowo

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Dalam hadist qudtsi disebutkan:
اِنَّ رَحْمَتِيْ تَغْلِبُ غَضَبِيْ

Sesungguhnya rahmat-Ku (kecintaan-Ku) mendahului murka-Ku”. (HR Bukhari).

Makna firman tersebut dapat kita jelaskan dengan gambaran seperti berikut;
Bahwa, perjalan hidup manusia mulai dari dalam rahim hingga lahir ke dunia hingga dewasa (akhil baligh) belum mendapat pembebanan.  Perbuatan salah dalam masa itu belum dicatat sebagai dosa, sebaliknya perbuatan baik yang dilakukannya merupakan  bonus pahala untuk orang tuanya.   Oleh karena itu dalam masa demikian peran orang tua sangat penting.

رُفِعَ الْقَلَمُ عَنِ ثَلَاثَةٍ : عَنِ النّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقَظَ وَ عَنِ الْمَبْتَلِى حَتَّى يَبْرَأوْ 

وَ عَنِ الصَّبِى حَتَّى يَكْبِرَ                     

”Pena diangkat dari tiga orang ;  orang yang tidur sampai dia bangun, orang yang sakit hingga dia sembuh dan anak kecil hingga dewasa.” (HR Tarmidzi).

كُلُّ مَوْلَدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ حَتَّى يُعْرِبَ عَنْهُ لِسَانُهُ فَأبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ

أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, hingga lisannya dapat mengungkapkan kehendak dirinya, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR Al Aswad Ibnu Surai).

Selanjutnya setelah memasuki masa akhil baligh (dewasa) mulailah dia menerima pembebanan.  Mulai saat inilah jika seseorang melakukan perbuatan yang tidak sesuai perintah-Nya akan mendapat sangsi.  Sangsi ini bisa terjadi saat di dunia saja atau di akhirat dan keduanya.  

Orang yang mencuri  kemungkinan akan tertangkap dan dihukum atau  tidak tertangkap sehingga luput dari hukuman, tetapi di akhirat kelak  dia mendapat hukuman  atas perbuatannya.  Sangsi di dunia kemungkinan akan menjadikannya  jera dan bagi mereka yang lolos akan mendapat sangsi di akhirat kelak. 

Dari fenomena ini dapat ditarik benang merah bahwa saat manusia mendapat sangsi di dunia kemudian dia bertobat, mengandung makna  bahwa sebenarnya dia mendapat pertolongan-Nya, sedangkan mereka yang tidak ketahuan akan mendapat murka-Nya di akhirat kelak kecuali telah bertobat dan masih mendapat kesempatan untuk beramal bijak.


KESIMPULAN :

  1. Pelaku  pelanggaran pada hakekatnya adalah orang yang tidak mensyukuri atas pemberian-Nya. 
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Artinya : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur , pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim [14]:7).

  1. Pelurusan kembali  dari jalan yang salah pada  manusia baik melalui jalan sangsi maupun kesadaran manusia itu sendiri sebenarnya merupakan pertolongan Allah SWt sebab kecintaan-Nya.

اِنَّ رَحْمَتِيْ تَغْلِبُ غَضَبِيْ

  “ Sesungguhnya kecintaan-Ku (pertolongan-Ku) mendahului murka-Ku.


  1. Pertolongan itu bisa jadi berupa sesuatu yang disukai dan bisa jadi berupa sesuatu yang tidak disukai.  Sesuatu yang tidak disukai dirasakan sebagai kemurkaan atau siksaan-Nya bagi hamba yang tidak kunjung sadar akan kecintaan-Nya.  Dengan demikian jelas bahwa pada hakekatnya Tuhan tidak pernah murka terhadap hamba-Nya.   
Firman Allah SWt :

إنْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسَكُمْ وَ إِنْ أسأْتُمْ فَلَهَا

"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat. maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri." (QS Al-Israa'[17]:7)


  1. Pada hakekatnya kemurkaan Allah SWt itu adalah adzab yang ditimpakan di akhirat kelak  dengan menempatkan ke dalam neraka selama-lamanya terhadap hamba-hamba  penyekutu Allah SWT dan kaum kafir Ahli Kitab.  

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

Sungguh, orang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik akan (masuk)  ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.  Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.” (QS Al Bayyinah [98]:6).

Demikian tulisan pendek ini semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.  Amiin.

وصلّ الله على سيّدنامحمّدٍ وعلى آله و صحبه وسلّم
  Wallahu ‘alamu bishawab.   
Sept. 2017 /Muharam 1439 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar