Pohon Kedzaliman
by
Budi Wibowo
بسم الله الرّحمام
الرّحيم
Sungguh dunia ini sangat menggelikan, sebab
banyak dihiasi dengan tingkah yang lucu penghuninya. Banyak orang mengaku pintar dan sedikit
yang mengaku bodoh. Banyak orang menanam pohon kedzaliman dan menikmati
buahnya, mengira tidak ada yang tahu.
***
Dzalim berasal dari kata dhalama, yang
berarti meletakkan
sesuatu tidak pada tempatnya . Kata
dzalim merupakan ismufailnya, pelakunya. Selanjutnya kata
dzalim teradopsi
dalam bahasa Indonesia yang berarti bengis,
tidak menaruh belas kasihan, tidak adil dan kejam.
Allah SWt berfirman;
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ
ءَامَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ
يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ
إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ
هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Allah pelindung orang-orang yang
beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya
(iman). Dan orang-orang yang kafir
pelindung-pelindungnya ialah syaitan yang mengeluarkan mereka dari cahaya
kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu
adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS Al Baqarah [2]:257).
Dalam ayat di atas Allah SWt mengawali firman-Nya dengan kata iman, Dia sebagai pelindung orang-orang yg beriman. Artinya sebagai pelindung orang-orang yang
teguh pendirian menegakkan kalimat Allah, bilamana menyimpang (masuk dalam kegelapan) Dia segera menolongnya kembali pada iman
(kepada petunjuk-Nya). Adapun kegelapan (kekafiran ) yang tersebut dalam ayat tersebut adalah
pengingkaran terhadap kebenaran (ayat-ayat Allah) setelah tersampai pada mereka. Oleh
karena itu dapat kita simpulkan bahwa penyandang kekafiran tidak terbatas pada golongan
tertentu saja, boleh jadi terlekat pada kaum yang mengaku muslimin.
***
Rezeki dapat berupa materi seperti rumah, sawah ladang, kendaraan dsb. Selain itu rejeki juga bisa berujud non materi
seperti ilmu, jabatan atau penghargaan di tengah masyarakat. Meraih rezeki dapat bernilai ibadah bila
dilakukan sesuai dengan aturan moral yang ditetapkan Allah SWt (syar’i), bahkan Rasul menggambarkan sebagai salah satu
bentuk jihad.
وَ مَنْ
كَدَّ عَلَى عِيَالِهِ كَانَ كَالمُجَاهِدِ فِى سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Barang siapa bersusah payah (bekerja)
untuk mencukupi kebutuhan keluarganya dia bagaikan seseorang yang berjuang di
jalan Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar”. (HR Ahmad)
Orang yang menapaki jalan jihad bagaikan berjalan di bawah naungan cahaya Ilahi. Mereka laksana para pejuang yang berlomba berebut buah-buah kebaikan yang benihnya akan tumbuh menjadi pohon-pohon yang buahnya bermanfaat
sebagai penopang jiwa kehidupan dirinya dan orang lain, sebab nutrisi
halal yang terkandung di dalamnya.
Di sisi lain ada orang yang mencari rezeki melewati jalan
kegelapan (kedzaliman), meski mereka telah ditunjuki jalan terang. Di antaranya adalah melalui jalan kamoplase, fitnah, penyebaran berita bohong
(hoax), menabur kebencian,
bertindak secara bengis, karupsi,
penghembus isu sara dsb. yang kita sebut sebagai jalan kekufuran,
biasanya dilatarbelakangi oleh kesombongan (QS. Al Baqarah [2]:34) dan keputusasaan (QS. Yusuf [12]:87).
Allah SWt menjelaskan bahwa di akherat kelak amal-amal mereka tertolak.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ
يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ
مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا
مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا
“Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka
adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh
orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya dia tidak mendapati sesuatu
apapun”. (QS An Nur [24]:39)
Mereka
laksana menanam benih, kemudian benih itu tumbuh menjadi pohon dan
berbuah. Setiap saat mereka menikmati
buahnya, buah yang memberi kenikmatan semu. Demikianlah gambaran orang yang beramal yang di dalamnya
masih terkandung kedzoliman. Pada ayat lain Allah
SWt menjelaskan sebagai perbuatan keji yang
tersembunyi, seperti termaktub dalam ayat berikut:
قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ
وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ
“Katakanlah:
Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun tersembunyi dan perbuatan dosa melanggar
hak manusia tanpa alasan yang benar.” (QS Al-A’raf [7]:33).
Tentang perbuatan
haram tersembunyi ini juga telah dijelaskan oleh Rasul ;
اِن الحلال بيِّن و إن الحرام بيِّنٌ و بينهُما
مُثْتَبِهَاتٌ لا
يعلمهن كَثِيرٌ مِنَ النّاسِ
يعلمهن كَثِيرٌ مِنَ النّاسِ
فمن اتقى ألشُبُهاتِ إستَتبْرَأ لِدِينِهِ و
عِرْضِهِ, وَمَنْ وَقَعَ
فِى ألشُبُهاتِ وَقَعَ فِى الحَرَامِ
فِى ألشُبُهاتِ وَقَعَ فِى الحَرَامِ
Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan di
antra ke duanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar, meragukan ) yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Maka barang siapa yang menghindarkan
dirinya dari syubhat ia telah
menyelamatkan agamanya dan kehormatan dirinya.
Barang siapa yang terjerumus dalam perkara sybuhat, maka dia terjerumus ke dalam perkara yang haram. (HR
Bukhari dan Muslim).
***
Saudaraku yang budiman, tiada ujian yang berat dalam hidup ini melebihi
beratnya ujian yang dibebankan pada para Rasul.
Kita hanyalah manusia biasa tidak perlu mengeluh dengan ujian yang kita
hadapi, kecuali kepada-Nya. Banyak pejabat yang meraih kedudukan dengan
jalan kotor, menjijikkan. Mereka hanyalah orang yang mengaku pintar,
sebab orang pintar tidak akan pernah mengakui kepintarnnya, sedang orang bodoh
tidak akan pernah mengakui kebodohannya. Orang bodoh itu akan celaka, sebagaimana Rasul SAW bersada,
اَشَدُّ النَّاسِ حَسْرَةً يَوْمَ القِيَامَةِ
رَجُلُ كَسَبَ مَالاً مِنْ غَيْرِ حِلِّهِ
فَدَخَلَ بِهِ النّارَ
“Manusia yang
paling celaka pada hari kiamat nanti
adalah seseorang yang mencari harta yang tidak halal, hingga dia masuk ke dalam
neraka karena harta tersebut. (HR. Bukhari)
Mereka itulah penanam pohon kedzaliman yang setiap saat menikmati
buahnya.
وصلّ
الله على سيّدنامحمّدٍ وعلى آله و صحبه وسلّم
WaAllahu ‘alamu bishawab.
Semoga
tulisan singkat ini bermanfaat pada diri saya
dan pembaca
sekalian. Amiin.
بَارَكَ اللهُ لِئ
وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْ اَنِ الْعَظِمَ
وَنَفَعَنِئ وَ أِيَكُم بِا لاَيَاتِ وَالْذِّكْرِ الْحَكِيْمَ وَ قُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَ اَنْتَ خَيْرٌ الَّراحِمِيْنَ
Bdl, 24 Mar ‘18
06 Rajab
1439 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar