Terima Kasih Anda Telah Mengunjungi Blog Ini

Blog ini bukan untuk tujuan komersial, bila ada gadget tambahan yang bersifat komersial itu bukan kehendak pemilik blog !

Sabtu, 30 November 2013

Tiga Nasehat Sayidina Ali KWH Agar Kita Menjadi Orang Pintar (Tidak Mudah Lupa)

by
Budi Wibowo

بسم الله الرّحمان الرحيم


Latar belakang Sayidina Ali KWH

Sayidina Ali KWH adalah salah satu sahabat yang tidak pernah mengenyam didikan jahiliyah karena sejak masa kecilnya mendapat bimbingan langsung dari Nabi SAW.   Dia adalah putera Paman Nabi SAW yang bernama Abu Tholib.   Kita dapat membayangkan betapa  Ali faham betul  karakter Nabi SAW sebagaimana kita faham benar  karakter saudara dan orang tua kita.  Maka menjadi keniscayaan jika Sayidina Ali terbentuk sebagai sosok yang menggambarkan ”begitulah sebenarnya seorang Muslim yang dikehendaki Allah SWT”.   Begitu mulianya Ali hingga Nabi bersabda;

أناَ مَدِيْنَةُ العِلْمِ وَ عَلىِّ بَابُهَا فَمَنْ أ رَادَ العِلمَ فَليَأتِ البَابَ

Aku adalah (ibarat) Kota Ilmu dan Ali  pintu gerbang-nya, barang siapa hendak mendapatkan ilmu maka datangilah melalui pintu  itu. (HR. Aqil,Ibn ’Adiy, Thobroni, Al Hakim dari Ibn Abas dan Jabir)  1

Maka tidak salah jika kita hendak memperdalam  Islam  pesan, ucapan dan tindakan Ali KWH sebagai rujukan  pembuka sebelum mempelajari khasanah Islam  lebih luas.   Mari kita pelajari  satu dari sekian banyak ucapan Sayidina Ali KWH, berikut;

عَنْ عَلىًّ كَرَمَ اللهُ وَجْهَهُ اَنَّهُ قَالَ :
ثَلَاثٌ يَزِدْنَ فِى الحِفْظِ وَ يُذْهِبْنَ البَلغَمَ :  السِّوَاكُ ألصَّومُ وَقِرَءَةُ القُرْآنِ

“Ali KWH berkata:”Ada tiga hal yang dapat menambah / memindahkan hafalan ke dalam otak dan hati;  siwak (gosok gigi), berpuasa dan membaca Al Qur’an.”  2

***
Pembahasan

1.   Tentang siwak.

Nabi bersabda :

لَوْ لآ انَ أشَقَّ عَلَى اُمًّتِى لاَمَرْتُهُمْ بالسِّواَكِ عِنْدَكُلِ صَلَاةٍ

“Sekiranya aku tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka bersugi (gosok gigi) pada tiap kali  (akan) sembahyang. (HR Bukhori dan Muslim). 3

Islam mengajarkan kebersihan karena Allah SWT menyukai kebersihan.  Kebersihan mencakup kebersihan lingkungan dan badan di antaranya  adalah kebersihan mulut.  Itulah sebab  Allah SWT menurunkan air, Allah SWT menyukai  orang-orang yang bersih.

وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ

Dan Ia turunkan atas kamu air dari langit untuk ia bersihkan kamu dengannya.” (QS Al Anfal:8:11)

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Sesungguhnya Allah SWT suka kepada orang-orang yang suka bertaubat dan suka kepada orang-orang yang bersih.”(QS Al Baqarah :2:222)

Dari kemajuan teknologi  beberapa peniliti menyatakan bahwa penyakit lupa (dementia)  erat kaitannya dengan kesehatan gigi.   Maka benar jika Ali menganjurkan  rajin menggosok gigi / selalu menjaga kesehatan mulut bila seseorang  hendak memelihara hafalan atau pelajaran ke dalam otak  atau  jiwanya.   Ucapan Rasul dan Ali tersebut sangat erat kaitannya  dengan Firman Allah SWT tertulis di atas.


2.    Tentang berpuasa.

Nabi bersabda:

صًوْمُوا تَصِحُّوْا

“Puasalah kalian, niscaya kalian sehat (Diriwayatkan Ibnu As-Suni dan Abu Nu’aim, sanad Hasan Menurut Imam Suyuti). 4

Puasa membuat orang menjadi sabar (telaten/tekun) selain sabar juga membuat badan sehat karena  puasa dapat mengurangi kegemukan atau timbunan lemak dalam badan.  Dari Ilmu kedokteran telah ditemukan bahwa ternyata puasa merupakan salah satu cara penghilangan racun dalam tubuh (detoksifikasi).


3.   Tentang membaca Alqur’an

اَلاَ بِذِكْرِاللهِ تَطْمَئِنُّ القُنُوبُ

Ingatlah hanya dengan mengingat Allah SWT hati menjadi tentram.”(QS Ar Ra’d :13:28)

Membaca Alqur’an termasuk dzikrullah, yakni mengingat, mempelajari dan menyebut nama Allah SWT.  Nun tasjid pada kalimat (تَطْمَئِنُّ ) mennjukkan kesungguhan.  Maka Allah SWT benar-benar akan menjadikan orang yang membaca alqur’an hatinya tenang.


***

Kesimpulan

Bila kita selalu menjaga kesehatan gigi dan mulut niscaya badan kita sehat,  bila badan kita sehat dengan jiwa yang tenang niscaya kita akan mudah  menangkap pelajaran atau menancapkan hafalan.   Atau dengan kata lain dengan membiasakan (mendawamkan) pelaksanaan 3  (tiga) nasehat yang di anjurkan Sayidina Ali KWH, insyaAllah kita tidak mudah terserang penyakit lupa (pikun) atau dengan kata lain kita akan menjadi orang  yang pintar.

 وصلّ الله على سيّدنامحمّدٍ وعلى آله و صحبه وسلّم

WaAllhu ’Alamu bishawab


PUSTAKA

Al Qur’an Karim.
1  Imam Suyuti. _______. Al Jaami‘ush Shogir. Juz    I    Maktab   Dar Ihya Alkitab 
           Arabiyah. Indonesia. Hal. 108.
2  Nawawi bin Umar, Muhammad.______. Nashaihul Ibad. Maktab Dar Ihya Arabiyah. Indonesia   Hal. 15.         
3  Imam  Suyuti. _______. Al Jaami‘ush Shogir.Juz  II.    Maktab   Dar Ihya Alkitab 
          Arabiyah. Indonesia. Hal. 132.
4  Imam Suyuti. _______. Al Jaami‘ush Shogir. Juz   II.    Maktab   Dar Ihya Alkitab 
           Arabiyah. Indonesia. Hal. 46.
___________________________
Materi khutbah jum’at 29 Nop 2013, di salah satu masjid di Bandarlampung.
»»  LANJUT...

Sabtu, 16 November 2013

Tiga Tugas Pokok Seorang Kepala Rumah Tangga. (Nasehat Luqman Pada Keluarganya)

Serial Khubah Jum'at
 by
Budi Wibowo*

بسم الله الرّمان الرّحيم


الحمد لله نستعنه و نستغفره ونعذ بالله من شرور انفسنا
من يهدالله فلا مضلّ له ومن يضلل فلا هادئ له
اَشْهَدُ اَنْ لاَ الَهَ الاَّ اللهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى محمّد عَبْدِكَ وَ رَسُولِكَ وَعَلَى آَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ: أَمَّابَعْدُ

فَيَا اَيُّهَ الْحَاضِرُوْنَ : اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَ اَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
قَلَ اللهُ تَعَلئَ فِئ الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ : اَعُذُ بِا اللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بسم الله الرّمان الرّحمين

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ(2)كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ

صَدَّقَ الله الْعَظِيمَ وَصَدَّقَ رَسُوْلُ اللهِ الْكَرِيم


Mungkin kita sangat terheran-heran pada akhir-akhir ini menyaksikan, membaca atau mendengar dari media masa yang mengabarkan bahwa seorang pejabat Negara yang menempati kedudukan mulia telah menyekutukan Tuhan dengan jabatannya.  Dengan jabatannya dia berbuat sewenang-wenang  menyakiti hati rakyat.  Menjual keimanan dengan harga yang murah.   Meskipun manusia bukan Tuhan dan tidak mungkin menyamaiNya, seharusnya meneladani segala sikap yang diteladankan-Nya, sebagaimana gelar-gelar yang terkumpul dalam “asmaul husna” (nama-nama yang baik bagi diriNya).

sourch:http//4.bp.blogspot.com
Kita termasuk orang yang beruntung karena pada siang hari ini kita masih diberi kesempatan untuk menrenungkan dan mengkaji peristiwa-peristiwa tersebut di masjid ini.  Mungkin inilah salah satu sebab mengapa Allah mewajibkan menunaikan sholat jum’at yang di dahului dengan khutbah singkat sebagai bahan bingkisan untuk kita renung dan camkan setiap saat dalam menapaki hidup ini.

Kembali pada masalah bobroknya para pemimpin di negeri ini, kita tidak boleh serta merta menuding secara individu kepada mereka.  Tetapi kita harus menyadari bahwa mereka adalah ibarat buah yang tidak lepas dari pohonnya.  Siapakah yang menjadi pohon itu ? Tentu masyarakat itu sendiri.     Jadi, pemimpin yang tampil dengan berbagai bentuk karakternya itu, sebenarnya sebagai produk dari masyarakat darimana mereka berasal.
Dalam kacamata Islam, runtuhnya karakter mulia yang telah dicontohklan Nabi SAW dan para sahabat  pada generasi sekarang menunjukkan semakin longgarnya generasi sekarang dalam memegang  ajaran Allah dan Rasul-Nya.    Kondisi seperti ini telah terantisipasi Allah SWT dalam Firman-Nya sbb;

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,  tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al-A’Raaf [7]:96).

Dalam ayat tersebut dapat kita simpulkan bahwa tampilnya individu pemicu kerusakan itu sebenarnya hanyalah ibarat fenomena gunung es.  Artinya bobroknya pemimpin itu sebenarnya menggambarkan kebobrokan masyarakatnya.   Kebobrokan masyarakat ini tidak terlepas dari peran para pemimpin dari tingkat atas hingga paling bawah.  Bila kita tarik sampai ke bawah tidak terlepas dari peran orang tua sebagai pemimpin  rumah tangga sebagai komponen pembentuk masyarakat yang lebih luas.

***
As-Shidiq, adalah sikap yang dicontohkan Nabi dan sikap ini erat kaitannya dengan keteladanan.  Shidiq berarti benar, para ulama sering mengatakan sebagai sifat jujur.   Shiddiqun berarti orang yang memiliki keselarasan  isi hati, ucapan dan tindakan atau sikap.  Sebagai kepala rumah tangga seorang ayah atau kepala rumah tangga harus memiliki sikap demikian.  Inilah sikap yang harus dimiliki oleh orang yang beriman.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ(2)كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ

Wahai orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat ? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS Ash- shaff : 61 :2-3).
Allah SWT, memberikan bekal kepada setiap kepala rumah tangga, dengan mengisahkan hambanya yang sholeh (Luqman) dalam mendidik putranya.  Bila kita perhatikan ada tiga pokok pikiran yang harus diterapkan oleh setiap kepala rumah tangga dalam mendidik keluarganya.

1.          Seorang kepala rumah tangga harus mampu melarang  keras anggota keluarganya menyekutukan Allah SWT.

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لاِبْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَابُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّه      إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran :”Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Luqman [31]:13)

Mempersekutukan Allah, yaitu membuat Tuhan lain sebagai tandingan dari Allah, dapat juga mengandung makna sebagai  mencintai sesuatu  melebihi cintanya kepada Allah SWT.

فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan (sekutu-sekutu) bagi Allah padahal kamu mengetahui.” (Al Baqororh [2]: 22)

Mungkin dalam praktek tidak menyebut secara langsung  nama Tuhan tandingan tersebut, tetapi secara psikologis manusia terjerat dalam kondisi memuja benda tersebut (syirik).  Demikian, sehingga para mufasir membagi syirik dalam dua kategori yaitu “syirik yang nyata” dan “syirik yang tersembunyi”.  Syirik  nyata adalah dengan jelas-jelas menganggap makhluk sebagai Tuhan, sedangkan syirik tersembunyi seperti yang telah diilustrasikan di atas tadi.

Menanamkan pengertian semacam ini penting  karena kurang pemahaman dalam ketauhidan akan memiliki pengaruh  besar dalam tatanan kehidupan.  Penyekutuan sekecil apapun Allah mengetahuinya, itulah sebab Luqman melarang keras terhadap putranya berbuat demikian.
Selanjutnya Luqman menasehati terhadap anaknya:”
يَابُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ
فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَوَاتِ أَوْ فِي
الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ

“Wahai anakku ! Sungguh jika ada suatu perbuatan seberat biji sawi dan berada dalam batu atau di langit, niscaya Allah akan memberinya (balasan).  Sesungguhnya Allah maha halus, maha teliti.” (QS Luqman [31]:16).


2.          Seorang kepala keluarga harus mampu membangkitkan anggota keluarganya untuk mendirikan sholat.

Selanjutnya Luqman meberi nasehat;

يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ
 الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ
 عَزْمِ الْأُمُورِ
Wahai anakku ! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting. (QS Luqman [31]:17).
Pada ayat lain disebutkan dalam Al Qur’an;
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ
 رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.  Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang meberi rezeki kepadamu, Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa.” (QS Thaha [20] :132).

Keasyikan menikmati dunia kadang melalaikan manusia dalam menaati perintah Allah, keadaan seperti inilah oleh mufasir yang disebut dengan syirik tersembuyni.   Seorang kepala rumah tangga harus peka terhadap jebakan dunia yang melenakan ini.   Allah menyindir hambanya yang memberati dunia dengan kalimat berikut;

لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang meberi rezeki kepadamu, Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa.

Sholat yang benar menggambarkan penghambaan yang benar,selain itu juga menunjukkan kesetiaan yang benar.  Oleh karena itu tidak mungkin hamba yang telah setia kepada Tuhannya membiarkan kemungkaran atau penghinaan terhadap Tuhannya.  Maka sudah menjadi konskwensi logis bila selanjutnya Allah menguatkan perintah sholat dengan perintah pemberantasan kemungkaran dan penganjuran kebaikan (ma’ruf), dengan cara yang teliti atau dengan jalan kesabaran.  Ini dapat kita perhatikan dalam susunan kalimat pada ayat-ayat di atas, bahwa perintah sholat mendahului perintah yang lainnya, menunjukkan bahwa pencegahan kemungkaran tidak ada nilainya tanpa didahului dengan sholat, demikian juga perbuatan ma’ruf (kebaikan) tidak memiliki nilai tanpa didahului kepatuhan melaksanakan perintah sholat.

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
 وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

 “ٍSesungguhnya sholat itu  mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah itu  (shalat) adalah lebih besar keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Ankabut [29]:45)

Kini dapat kita bayangkan seandainya ada anggota keluarga yang tidak patuh melaksanakan sholat.  Ia jelas akan menjadi sumber petaka dalam suatu keluarga. 

3.          Seorang kepala keluarga harus mampu memerintahkan anggota keluarganya untuk berlaku sopan.

Selanjutnya Luqman, menasihati keluarganya, sbb;
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ
 مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
 وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ
 إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ

“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh.  Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.  Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.  Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS Luqman [31]:18-19).

وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ(214)وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ
 لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ

Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat dan sederhanakanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.“(QS Asy Syu’araa [26]:214-215).

Kesombongan sebenarnya merupakan sikap atau pakaian Allah SWT, artinya hanya Allahlah yang berhak menyandangnya.  Maka jika ada manusia yang memiliki sikap sombong  sepadan dengan “kelancangan” manusia tersebut mengenakan pakain Allah SWT.   Kepada orang seperti ini Allah tidak menyukainya, dalam suatu hadist disebutkan bahwa Allah tidak akan memandangnya, bahkan dalam suatu hadist disebutkan bahwa Tidak akan masuk syurga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji dzarah pun dari kesombongan.”

لاَ يَدْخُلُ الجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَلَ ذَرَةٍ
 مِنْ كِبْرٍ
Jabatan dan hartalah biasanya yang mudah menggelincirkan manusia ke dalam lembah kesombongan.  Na’udzubillahi min dzalik.
***
Seperti telah di jelaskan pada keterangan yang dahulu, bahwa seorang ayah harus mampu memerintah dan memberi contoh yang baik pada seluruh anggota keluarganya,  mampu menundukkan istri dalam menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar, karena isteri memiliki peran yang sangat besar dalam rumah tangga dalam pembentukan watak seorang anak.

Demikian khutbah singkat ini semoga bermanfaat bagi diri saya dan jamaa’h sekalian sebagai sumbangsih untuk menyikapi agar tidak terjadi distorsi akhlak pada bangsa ini di masa mendatang.  Amiin.
Wallahu ‘alamu bishawab. 

بَارَكَ اللهُ لِئ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْ اَنِ الْعَظِمَ
وَنَفَعَنِئ وَ أِيَكُم بِا لاَيَاتِ وَالْذِّكْرِ الْحَكِيْمَ
وَ قُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَ اَنْتَ خَيْرٌ الَّراحِمِيْنَ

Kutbah Ke Dua
الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أمَرَنَا بِالإتِّخَادِ وَلإعْتِصَامِ
بِحَبْلِ اللهِ ألمَتيْنِ
أ شْهَدُ انْ لآإلٰهَ ألاّ ألله واشْهَدُ انَّ مُحَمّداً عَبْدُهُ ورَسُولُهُ
اللهمَّ صَلِّ وسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَ عَلَى آلِهِ و اصْحَبِهِ أجْمَعِيْنَ
أمَا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَاللهِ آتّقُو الله مَا اسْتَطَعْتُمْ وَ سَا رِعُ إلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ العَالَمِيْنَ : واَعْلَمُوا انّ الله سُبْحٰهُ وَتَعالَى أمَرَكُمْ بِامْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ و ثَنَّى بِمَلآ ءِكَتِهِ المُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ, فَقَالَ تَعَالَى فِى القُرْآنِ العَاظيْمِ :
إِن َّ اللهَ وَمَلَٓئِكتَهُ , يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِىِّ ۚ يَٰٓأ يُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيْهِ وَسَلِّمُواْ تَسْلِيمًا
أللهمّ صَلِّ وسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدٍ المُرْسَلِيْنَ , وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ وَقَرَبَتِهِ وَأزْواَجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ اجْمَعِيْنَ.

 وارْضَاللهُمَّ عَلَى
اَرْبَعَةِ الخُلَفَاءِ الرَّاسِدِيْنَ
سَيِّدِنَا اَبِى بَكْرٍ و عُمَرَ و َ عُشْمَانَ و عَلِىِّ,
 والّتَابِعِيْن       و عَلَى بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ
وتَابِعِ التَّابِعِيْنَ  وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ إلى يَوْمِ الدِّينَ
 و عَلَيْنَا يَا اَرْحَمَ رَاحِمِيْنَ

اللهُمَّ أصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ المُسْلِمِيْنَ و اىصُرِ الإسْلَامَ و المُسْلِمِيْنَ
وأهْلِكِ الكَفَرَةَ و المُسْرِكِيْنَ, وَاعْلِ كَلِمَتَكَ إلَى يَوْمِدِيْنَ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ و المُؤْمِنِيْنَ والمؤمِنَاتِ , الاحيَاءِ مِنْهُمْ وَلاَمْوَاتِ, إنَّكَ سَامِعٌ مُجِبُ ادّعءوَاتِ يَا قَاضِىَ
الحَاجَاتِ
رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
 عِبَادَاللهِ إنَّالله يَأمُرُ بِاالعَدْدْلِ وَلاِحْسَانِ و إيْتَآءِ ذىِ القُرْبىٰ و يَنْهَى عَنِ اافَحْشَآءِ وَالمُنْكَرِ والبَغْى,   يَعِظُكُم لَعَلّكُمْ تَذَكَرُوْنَ, 
فَاذْكُرُوا اللهَ العَاظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ,  واشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ,  واسْئَلُهوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ
و لَذِكْرُاللهِ أجَلُّ و اكْبَرُ



===== 
*Telah disampaikan Penulis dalam khutbah Jum'at 11 Okt. 2013, di salah satu masjid di Bandarlampung, 

»»  LANJUT...

Jumat, 09 Agustus 2013

Kutbah 'Idul Fitri : Menarik Benang Merah Perintah Puasa

By
Budi Wibowo

بسم الله الرّحمان الرّحيم
Allahu akbar (9x) walillahilhamd

الحمد لله استعنه واستغفره واعذ بالله من شرور انفسنا
من يهدالله فلا مضلّ له ومن يضلل فلا هادئ له
اَشْهَدُ اَنْ لاَ الَهَ الاَّ اللهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى محمّد عَبْدِكَ وَ رَسُولِكَ وَعَلَى آَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ: أَمَّابَعْدُ

فَيَا اَيُّهَ الْحَاضِرُوْنَ : اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَ اَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
قَلَ اللهُ تَعَلئَ فِئ الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ : اَعُذ ُبِا اللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بسم الله الرّمان الرّحمين
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا
وقال الله رسولوالله صلى الله عليه و السّلم
لِكُلِّ شَيْءٍ مِفْتَاحٌ, وَمِفْتَاحُ الجَنَّةِ حُبُّ المَسَاكِيْنِ, وَالفُقَرَاءُ الصَّبْرُ
هُمْ جُلَسَاءُ اللهِ تَعَالىَ يَوْمَ القِيَامَةِ
صَدَّقَ الله الْعَظِيمََ وَصَدَّقَ رَسُوْلُ اللهِ الْكَرِيم


(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,
Jamaah Id rahimakumullah,

Puji syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah swt, yang telah melimpahkan taufik rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kita dapat berkumpul pada pagi hari ini dalam rangka memenuhi panggilan beliau  meyambut  kemenangan umat manusia dalam kancah pertarungan melawan godaan hawa nafsu demi memenuhi panggilan-Nya.

Salam dan sholawat mari kita sanjungkan kepada junjungan kita nabi besar yang mulia Muhammad saw.
Sebagai kotib saya berwasiat kepada diri saya dan mengajak jamaah sekalian mari kita selalu tingkatkan ketaqwaan kita baik di waktu lapang maupun di waktu sempit.

Judul Kutbah yang akan saya bawakan pada kesempatan ini adalah

Menarik Benang Merah Perintah Puasa

(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,
Jamaah Id rahimakumullah

Terjadi perbedaan antara  antara orang kaya dan orang miskin dalam mengekspresikan keinginan atau kehendak.  Orang kaya lebih banyak memiliki peluang, tetapi tidak demikian pada orang miskin.     Dengan kata lain orang yang memiliki  finansial banyak  lebih mudah mengumbar hawa nafsu dibanding mereka yang memiliki  finansial terbatas.   Hal inilah yang menimbulkan prasangka buruk bagi si Miskin terhadap Allah SWT, mereka  kadang bertanya tentang di mana  Allah SWT meletakkan keadilan-Nya ?


Dalam suatu hadist  disebutkan bahwa pernah terjadi segolongan kaum dhuafa mengirim utusan menghadap kepada Rasulullah SAW mengadu tentang keadaan mereka, bahwa bagi mereka yang memiliki banyak fasilitas finansial lebih mudah melaksanakan  ibadah haji, bersedekah, berobat atau yang lain, yang mana kesempatan ini tidak dimiliki oleh mereka.    Kemudian Rasul menggambarkan tentang keutamaan mereka.   Maka setelah itu puaslah hati mereka dan mereka kembali pada kelompoknya.

Sebuah ucapan  dan tindakan yang berma’na dari orang miskin yang sabar  memiliki bobot yang tidak akan terkejar  orang  kaya meskipun disertai dengan menafkahkan sepuluh ribu dirham,

إ ذا قَالَ الفَقِيْرُ سُبْحَنَ اللهِ والحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَإلَهَ اللهُ واللهُ أكْبَرُ مُحْلِصاً وَيَقولُ الغَنِيىُّ مِثْلَ ذَلِكَ مُحْلِصاً لَمْ يَلْحَقِ الغَنِىُّ مَعَهَا عَشْرَةَ اَلافِ دِرْهَمٍ وَكَذَلِكَ اَعْمَالُ البِرِّ كُلِّهِ 

”Jika orang miskin (yang sabar) mengucapkan ‘subhanallah-wal hamdulillah wal laa ilaha ilallah wallahu akbar dengan ikhlas, maka orang kaya tidak dapat mengejar  orang miskin meskipun beserta  ucapan  itu menafkahkan sepuluh ribu dirham. Demikian juga  untuk  setiap amal-amal kebaikan (yang dilakukan orang miskin).” (HR Abu Laits) 

maka kedermawanan, kesabaran dan segala ibadah atau keteladanan orang miskin berilmu  yang sabar sulit  ditandingi oleh orang kaya berilmu yang dermawan sekalipun.

Begitu berat tekanan hidup bagi si Miskin, mengakibatkan mudahnya  mereka  terjerumus dalam kekafiran.   Kemiskinan memudahkan yang bersangkutan berfikir pendek dan bertindak memalukan.   Inilah yang menjadikan kewajiban  bagi suatu negara  untuk menekan sekecil mungkin kemiskinan yang melanda rakyatnya,  tetapi perlu diketahui bahwa kekafiran orang kaya lebih berbahaya dibandingkan kekafiran  Si Miskin, karena kekafiran mereka itu  lebih mudah mempengaruhi sendi-sendi kehidupan.

Dari ilustrasi yang telah tergambar di atas, kita dapat mengambil sebuah konklusi bahwa keteladanan, kedermawanan dan kesabaran merupakan sikap dasar yang harus dimiliki orang  beriman, sehingga kekafiran dapat  tercegah baik dari kalangan miskin maupun kaya.  Rasul  memberi isyarat bahwa kedermawan dan sabar itu ternyata merupakan kunci-kunci syurga.

لِكُلِّ شَيْءٍ مِفْتَاحٌ, وَمِفْتَاحُ الجَنَّةِ حُبُّ المَسَاكِيْنِ, وَالفُقَرَاءُ الصَّبْرُ
هُمْ جُلَسَاءُ اللهِ تَعَالىَ يَوْمَ القِيَامَةِ

“Segala sesuatu itu ada kuncinya, dan kunci syurga adalah mengasihi orang-orang miskin.  Orang-orang miskin yang sabar adalah kawan duduk Allah di hari kiamat.  (Ibnu Laah dari Ibnu Umar).

***
(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,
Jamaah Id rahimakumullah,

Keteladanan merupakan suatu hal yang normatif bagi orang yang beriman, karena setiap orang yang beriman diperintahkan untuk  berlomba-lomba dalam kebaikan.  Di sinilah manusia dituntut kemampuan masing-masing dalam mengendalikan keinginan, sehingga keinginan itu terarah sesuai dengan perintah Allah dan Rasulnya.  Rasul bersabda;

لا يُؤمِنُ أحَدُكُمْ حَتَى يَكُونُ هَوَاهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِه

“Masih belum sempurna iman seseorang di antara kalian sebelum keinginannya (hawa nafsunya) mengikuti petunjuk yang kusampaikan (HR. Al Baghawi, Tabrizi, Ibn Abu ‘Ashim, Muttaqi Al-Hindiy, Ibnu Hajar dan Al Khatib).2

Oleh karena itu derajat keimanan seseorang  linier dengan perbuatan baiknya. 
خَيْرٌ النَاسِ احْسَنُهُمْ خُلُقا

Sebaik-baik manusia di antara kamu adalah yg terbaik akhlaknya. (HR Thabrani dari Abdullah bin umar).

Sebaik-sebaik manusia adalah orang yang terbaik akhlaknya.   Dalam Alqur’an disebutkan bahwa yang paling mulia di antara kamu adalah orang yang paling bertaqwa.

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Sesungguhnya yang paling mulai di antara kamu di sisi Allah SWT adalah yang paling bertaqwa.” (QS Al Hujurat [49] : 13)

Dari sabda Rasul dan firman Allah SWT tersebut  tergambarkan bahwa akhlak mulia dan ketakwaan bagi orang yang beriman sebenarnya  mengandung makna yang sama.   Inilah tujuan Allah memerintahkan orang beriman agar berpuasa di bulan romadhon.   Ada spesifikasi  tersembunyi dalam perintah tersebut, bahwa perintah puasa sebenarnya bertujuan untuk  meyadarkan setiap mukmin  menjadi dermawan baik yang kaya maupun miskin dan bersikap sabar menghadapi segala ujian yang menghadang di hadapannya.
***
(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,
Jamaah Id rahimakumullah,

Bila setiap orang kaya menjadi dermawan niscaya kekafiran kaum miskin akan terhindar.   Bila Si Miskin-pun juga memiliki semangat  berderma  tinggi maka ketentraman dan kemakmuran akan selalu meliputi suatu negeri.  Di bulan puasa pendidikan kedermawanan itu teraplikasikan melalui diwajibkannya zakat fitrah bagi  setiap keluarga yang masih memiliki kelebihan makanan, dengan tujuan agar  masyarakat muslim bergembira  menyambut hari raya fitri.  
Zakat fitrah sebenarnya mendidik setiap jiwa orang beriman terhindar dari penyakit  hati, yakni  rasa iri dan dengki.   Dua penyakit inilah yang menjadi bibit  kerusakan yang luar biasa dalam tatanan kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.   Kewajiban menunaikan zakat fitrah mengandung keunikan yang  sengaja  diciptakan Allah SWT, terlihat dari pernyataan Rasul sbb;
صَومُ رَمَاضاَنَ مُعَلَقٌ بَيْنَ السَّماَءِ وَالاَرْضِ وَلاَ يُرْفَعُ إلاَّ بِزَكَاةِ الفِطْرِ

“Puasa romadhon bergantung di antara langit dan bumi dan tidak akan di angkat(diterima)  kecuali (orang yang berpuasa) telah menunaikan zakat fitrah.” ( HR Abu Hafsh bin Syalin).

Sabda Rasul tersebut sebenarnya merupakan ancaman bagi setiap pelaku puasa.   Di balik ancaman itu terkandung makna yang bersifat testimony  bahwa seorang hamba terindikasi memiliki hati yang bersih jika dia merasa ringan melaksanakan perintah tersebut ,terutama bagi para dhuafa/ orang miskin.  Pendidikan zakat fitrah inilah yang sebenarnya bertujuan  melatih setiap jiwa agar  mejadi darmais / gemar bederma.
***
(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,
Jamaah Id rahimakumullah,

Selain memiliki sifat dermawan, seorang mukmin sejati adalah orang yang mampu menahan marah, mudah memaafkan kesalah orang lain,  menjaga selalu keridhaan Allah SWT, dan tidak pernah  mengulang perbuatan nista yang pernah ia perbuat.   Semua sikap ini terkemas dalam penampakan sebagai orang yang sabar.  Sikap penyabar menunjukkan pandainya seseorang mengendalikan hawa nafsu.  Sikap penyabar menujukkan ketenangan berfikir dan ketelitian dalam bertindak.  Sikap penyabar menunjukkan pandainya sang pemilik mengarahkan kebinalan nafsu mengikuti petunjuk  Allah SWT dan Rasulnya, inilah orang yang sempurna imannya dan inilah orang yang telah mencapai derajat ketaqwaan.   Allah menyambut gembira kepada mukminin yang bersikap demikian

وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

“Allah menyukai orang-orang yang sabar.”(QS Ali Imran [3]:146)

Oleh karena itu perintah puasa sebenarnya perintah untuk melatih kesabaran.   Rasul bersabda

الصّومُ نِصْفُ الصّبْرِ
“Puasa itu separuhnya adalah kesabaran.”  (HR. Tarmdzi)

***

(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,
Jamaah Id rahimakumullah,

Alangkah indahnya jika negeri ini penduduknya memiliki kedermawanan dan kesabaran yang tinggi, artinya mereka pandai memetik hikmah ibadah puasa yang setiap tahun diserukan oleh Allah SWT.   Bila kondisi demikian dapat tercapai niscaya kekafiran akan terkikis habis di negeri ini.  Bila telah tercipta kondisi demikian Allah berjanji  akan menurunkan pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk berdasarkan perintahNya.

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا

Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi  petunjuk dengan dengan perintah Kami ketika mereka sabar.”(QS As-Sajdah [32]:24)
***
(Allahu akbar) 3 x walillahil hamd,
Jamaah Id rahimakumullah,

Mari kita tapakkan kaki   ke bumi yang bernama Indonesia yang mayoritas penduduknya mengaku sebagain muslim yang terbesar di dunia.   Kini hampir dalam setiap dada rakyatnya kurang menaruh kepercayaan kepada para pemimpinnya,  sehingga hampir tiap hari terjadi  kejadian  anarkis,  bergejolak   menuntut keadilan.   Dapat kita pastikan bahwa di negeri ini telah hilang nilai kesabaran pada sebagian besar penduduknya dan telah hilang nilai kedermawanannya , kalau toh ada tindakan /sikap tersebut hanya palsu belaka.   Semoga dengan ibadah  puasa tahun ini Allah SWT menurunkan hidayah-Nya  sehingga penduduk negeri ini  sadar bahwa sikap dermawan dan sabar selalu meronai setiap jiwa  penduduk negeri ini.  Amiin.

بَارَكَ اللهُ لِئ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْ اَنِ الْعَظِمَ
وَنَفَعَنِئ وَ أِيَكُم بِا لاَيَاتِ وَالْذِّكْرِ الْحَكِيْمَ
وَ قُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَ اَنْتَ خَيْرٌ الَّراحِمِيْنَ


KUTBAH KE II

(Allahu akbar) 7x walillahil hamd,

الحَمْدُ لِلَّهِ الّّذِى أمَرَنَا بِالإتِّخَادِ وَلإعْتِصَامِ
بِحَبْلِ اللهِ ألمَتيْنِ
أ شْهَدُ انْ لآإلٰهَ ألاّ ألله واشْهَدُ انَّ مُحَمّداً عَبْدُهُ ورَسُولُهُ
اللهمَّ صَلِّ وسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَ عَلَى آلِهِ و اصْحَبِهِ أجْمَعِيْنَ
أمَا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَاللهِ آتّقُو الله مَا اسْتَطَعْتُمْ وَ سَا رِعُ إلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ العَالَمِيْنَ : واَعْلَمُوا انّ الله سُبْحٰهُ وَتَعالَى أمَرَكُمْ بِامْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ و ثَنََّى بِمَلآ ءِكَتِهِ المُسَبِِّحَةِ بِقُدْسسِهِ, فَقَالَ تَعَالَى فِى القُرْآنِ العَاظيْمِ :
إِن َّ اللهَ وَمَلَٰٓئِكتَهُ , يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِىِّ ۚ يَٰٓأ يُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيْهِ وَسَلِّمُواْ تَسْلِيمًا
أللهمّ صَلِّ وسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدٍ المُرْسَلِيْنَ , وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ وَقَرَبَتِهِ وَأزْواَجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ اجْمَعِيْنَ. وارْضَاللهُمَّ عَلَى
اَرْبَعَةِ الخُلَفَاءِ الرَّاسِدِيْنَ
سَيِّدِنَا اَبِى بَكْرٍ و عُمَرَ و َ عُشْمَانَ و عَلِىِّ,
 والّتَابِعِيْن       و عَلَى بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ
وتَابِعِ التَّابِعِيْنَ  وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ إلى يَوْمِ الدِّينَ
 و عَلَيْنَا يَا اَرْحَمَ رَاحِمِيْنَ
اللهُمَّ أصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ المُسْلِمِيْنَ و اىصُرِ الإسْلَامَ و المُسْلِمِيْنَ
وأهْلِكِ الكَفَرَةَ و المُسْرِكِيْنَ, وَاعْلِِ كَلِمَتَكَ إلَى يَوْمِدِيْنَ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ و المُؤْمِنِيْنَ والمؤمِنَاتِ , الاحيَاءِ مِنْهُمْ وَلاَمْوَاتِ, إنَّكَ سَامِعٌ مُجِبُ ادّعءوَاتِ يَا قَاضِىَ

الحَاجَاتِ

Ya Allah, pagi ini kami hambaMu anak dari hambamu,
Bersimpuh di hadapanMU,
Teringat dosa-dosa yang telah lalu,

Dengan bakti kami kepadaMu di bulan romadhan ini hapuskanlah dosa2 kami yang telah lalu,  hapuskanlah dosa kedua orang tua kami, hapuskanlah dosa-dosa kerabat kami yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dan hapuskanlah segala dosa kaum mukminin yang patuh melaksanakan perintah puasamu di tahun ini.
Ya Allah ya Tuhan kami,
Berikanlah kekuatan kepada kami untuk tidak mengulang kemaksiatan yang sama yang telah kami lakukan di masa lalu,
Ya Allah ya Tuhan kami,
Lindungilah anak dan keturunan kami dari kedzoliman masyarakat yang dzolim, dari kesesatan masyarakat yang sesat.
Jadikanlah anak keturunan kami pemimpin-pemimpin yang memberi teladan ketaqwaan di tengah masyarakat dimana mereka berada.
Ya Allah ya Tuhan kami,
Hindarkanlah anak dan keturunan kami dari kebodohan orang kafir, meniru gaya hidup orang kafir, ibadahnya orang kafir dan licik dan kejinya orang kafir.
Ya Allah ya Tuhan kami berikanlah kekuatan kepada kami untuk dapat melestarikan kegiatan2 ibadah bulan romadhon tahun ini pada bulan dan tahun yang lain.
Ya Allah ya Tuhan kami,
Hanya kepada-Mulah kami serahkan seluruh jiwa raga ini dan kepada-Mulah kami mohon pertolongan.
اللهمّ انّا نسألك من خير ماسأك منه سيّدنا ونبيّنا محمّد
عبدك ورسولُك
و نعوذبك من شرّ مااستعا ذك منه سيّدنا ونبيّنا محمّد
عبدك ورسولُك
اللهمّ انّا نسألك موجبات رحمتك وعزاءم مغفرتك والسلامة من كلّ اثم والغنيمة من كلّ برّ والفوز با لجنّة والنّجاة من

النار والعفو عندالحساب\
ربّنا اتّنا فئ الدنيا حسنة وفئ الاخرة حسنة وقنا عذاالنار
وصلّى الله على سيدنا محمّد وعلى اله وصحبه وسلّم
واللحمد لله ربّ العالمين


»»  LANJUT...