by
Budi Wibowo
بسم الله الرّحمان الرّحيم
Yang membedakan manusia dengan binatang adalah adanya cita-cita. Cita-cita itu berawal dari sebab
diciptakannya akal pada diri manusia. Seandainya akal itu tidak diciptakan niscaya tidak terjadi perkembangan teknologi. Seandainya tidak terjadi perkembangan teknologi, tentu tidak akan terjadi perubahan, bila tidak terjadi perubahan keadaan manusia seperti hidup dalam peradaban purba, hidup menyatu dengan alam , hutan-hutan tetap subur, burung-burung masih banyak berkicau merdu satwa-satwa tidak punah, bunga-bunga harum semerbak, dan berbagai pohon menghasilkan buahnya yang beraneka macam. Pendek kata bumi bak taman yang indah di dalamnya bernaung makhluk-mahkluk yang selalu merasa nikmat, menikmati limpahan sumber daya yang tak terputus.
Atau kalau kita mau membayangkan sebelum manusia diturunkan di muka bumi ini, tentu bumi dipersiapkan terlebih dahulu dengan berbagai macam isinya, kalau boleh saya katakan lingkungan awal /ekosystem bumi ini berada pada titik paling optimal, kita ibaratkan bagaikan perawan remaja yang cantik menawan.
Tuhan Memikulkan Amanat Kepada Manusia
Kemudian Tuhan berbicara kepada langit, bumi dan gunung maukah mereka mengemban amanat untuk menjaga bumi ini ? Atau menjaga agar ekosystem bumi tetap terjaga seperti sedia kala. mereka menjawab : ”Tidak sanggup.”
Kemudian Allah berbicara kepada manusia. Ternyata manusia menyanggupinya. Mengapa ? Karena manusia zalim dan sangat bodoh.
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا
وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung,maka
semuanya enggan memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya dan
dipikulah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat
bodoh. (QS. Al Ahzab [33 ] : 72).
Dalam hadist kudsi Allah berfirman ;
Wahai Adam ! Sesungguhnya Aku telah menawarkan ”amanat” kepada langit dan
bumi, namun mereka tidak mampu. Apakah engkau sanggup memikul dengan segala
akibatnya?
Adam berkata :”Apa yang saya dapat daripadanya?”
Allah menerangkan: ”Jika engkau menyia-nyiakannya engkau disiksa.”
Adam berkata :”Baiklah saya pasti dapat memikul dengan segala akibatnya.”
Tidak berapa lama kemudian (sekedar selama waktu antara sholat shubuh dan ashar
ia berada di syurga) terjadilah peristiwa dengan syetan sehingga ia dikeluarkan
dari syurga . (HQR Abu-Syaikh dari Ibn Abas r.a).
Sinyal kezaliman dan kebodohan manusia itu sebenarnya juga telah diungkapkan
oleh malaikat, dan kini telah terbukti bahwa manusia benar-benar membuat
kerusakan di muka bumi ini dan bumi tidak pernah sunyi dari pertumpahan darah.
Bila kita resapi sebenarnya amanat yang dibebankan pada manusia itu intinya ada 2 (dua) pertama adalah perintah
menjalin hubungan baik (tasamuh) sesama makhluk Tuhan yang terdiri dari manusia
beserta lingkungannya, dan kedua adalah keharusan tetap menyembah Tuhan
dengan tidak menduakan-Nya. Sebagaimana
firman Allah sbb;
وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا
يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (QS. Al Qashash (28):77)
dan firman Allah SWT berikut:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya:"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah,sesungguhnya mempersekutukan Allah benar-benar kezaliman yang besar".(QS.
Luqman [31]:13)
Keharusan menyembah Tuhan tanpa menyekutukanNya, tertuang dalam Ideologi Panca Sila sila pertama (Ketuhanan YME). Selanjutnya perintah menjalin hubungan baik terhadap sesama makhluk Tuhan tertuang dalam sila-sila berikutnya.
Ujung dari perintah berbuat baik terhadap sesama (tasamuh/toleransi) adalah kesejahteraan bersama atau kebahagiaan bersama. Dalam Panca Sila tercantum dalam sila ke 5(lima), yakni Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Allah berfirman
اِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ
Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. (QS Al Maidah [5] :8).
Menjadi umat yang bertakwa identik dengan kesejahteraan manusia baik di dunia maupun di akherat kelak.
***
Allah SWt berfirman
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً
“Andaikata Tuhanmu menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja (QS
Al Maidah [5] :48)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa
keberagaman itu merupakan keniscayaan. Para pendiribangsa ini telah menyadari
keniscayaan ini. Mengingat para pejuang kemerdekaan terdiri dari berbagai
kalangan masyarakat, berbagai suku dan agama maka agar setiap elemen bangsa
terwakili sebagai pemilik negeri ini maka diikatlah mereka dalam semboyan
bangsa Bhineka Tunggal Ika. (Berbeda-beda tetapi tetap satu).
Semboyan ini sebagaimna Nabi saw menuangkan pasal 25 dalam Piagam Madinah waktu itu, dengan redaksi sebagai berikut:
Dan bahwasannya Yahudi Bani Auf satu umat bersama orang-orang mukmin, bagi kaum Yahudi agama mereka dan bagi orang Muslim agama mereka, termasuk sekutu-sekutu dan diri mereka, kecuali orang yang berlaku zalim dan berbuat dosa atau khianat, karena orang yang demikian hanya mecelakakan diri dan keluarganya.
KESIMPULAN:
Ideologi Panca Sila sebenarnya representasi dari ajaran Islam, maka wajarlah bila indonesia sekarang ini sebagai negara bangsa yang damai dibanding negara2 timur tengah yang notaben sebagai negara2 Islam. Mengapa ? Karena mereka tidak memiliki Panca Sila.
Demikian tulisan ini saya buat
semoga bermanfaat bagi diri saya dan pembaca sekalian.
Amiin. Wallahu ‘alamu bishawabi.
وصلّى الله على سيّدنا محمّد و على آله و اصحايه وسلّم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar